Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menghadiri acara Orasi Pengukuhan Profesor Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang dilaksanakan secara daring pada Rabu (1/9/2021). Dalam sambutannya, Handoko menyampaikan bahwa gelar profesor riset merupakan gelar tertinggi yang dicapai oleh seseorang dalam karirnya sebagai periset sekaligus menjadi amanah dan tanggung jawab yang besar.
“Gelar profesor riset tidak hanya merupakan gelar yang diberikan secara melekat, namun lebih dari pada itu. Gelar ini memberikan tantangan yang tidak ringan kepada yang bersangkutan. Profesor riset juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri namun diharapkan dapat menjadi penghela terdepan untuk kelompok-kelompok risetnya, karena itulah tanggung jawab menjadi profesor riset,” ujar Handoko.
Adapun peneliti yang dikukuhkan sebagai profesor riset adalah Prof. Dr. Yantyati Widyastuti, Bidang Bioteknologi Hewan; Prof. Dr. Ir. Haryadi Permana, Bidang Geologi; Prof. Dr. Sri Yudawati Cahyarini, S.T., M.T., Bidang Geologi; dan Prof. Dr. Ir. Sri Rahayu, M.Si., Bidang Botani. Keempat peneliti tersebut berturut-turut dikukuhkan sebagai profesor riset ke-155, 156, 157, dan 158 di lingkungan LIPI, sekaligus merupakan profesor riset ke-608, 609, 610, dan 611 secara nasional.
Handoko juga menyampaikan bahwa proses transformasi kelembagaan Litbangjirap yang ada di Indonesia menjadi sebuah BRIN saat ini merupakan milestone perubahan kelembagaan riset di Indonesia. BRIN diberikan amanah yang besar untuk memperbaiki ekosistem riset dan inovasi di Indonesia secara fundamental. Dengan adanya sumber daya manusia dan talenta yang dimiliki, termasuk pengukuhan empat profesor yang baru diharapkan dapat mempercepat proses transformasi kelembagaan yang sedang berjalan.
“Ke depan kita harus fokus dalam mengupayakan apa yang ada, baik itu bagi para pelaku litbangjirap seperti peneliti, perekayasa, pengembangan teknologi nuklir, dan seterusnya. maupun kelompok-kelompok pendukung aktivitas riset untuk memberikan yang terbaik dalam memajukan riset dan inovasi di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa lembaga-lembaga litbang yang akan bergabung dengan BRIN akan menjadikan kita lebih bersemangat dan menjadi tantangan baru dengan bergabungnya SDM Iptek,” ungkap Handoko.
Handoko melanjutkan, selain sebagai milestone perubahan kelembagaan riset di Indonesia, proses transformasi kelembagaan yang sedang berjalan ini juga merupakan tantangan sekaligus menjadi peluang untuk menghilangkan permasalahan-permasalahan dalam riset di Indonesia. Dengan konsolidasi sumber daya manusia, infrastruktur, dan anggaran, BRIN akan mampu menyelesaikan permasalahan riset yang ada.
“Proses bisnis harus kita fokuskan dengan sebaik-baiknya. BRIN memiliki sebelas Jabatan Fungsional baru yang dibuka sebagai pilihan jenjang karir. Jabatan fungsional ini pada hakikatnya merupakan instrumen dalam pelaksanaan tugas dan fungsi instansi serta menjadi saluran peningkatan profesionalitas SDM sebagai ASN di Indonesia,” pungkas Handoko.
Kepala BRIN: Profesor Riset sebagai Penghela Terdepan Riset di Indonesia
