Digitalisasi Science Center, Alternatif Pembelajaran Sains di Masa Pandemi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Di masa pandemi Covid-19, Pusat Peragaan Iptek (PP-Iptek) sebagai layanan publik dalam bidang pembelajaran sains, berupaya secepat mungkin melakukan transformasi menjadi science center dengan layanan berbasis digital. Transformasi digital PP-Iptek melahirkan beberapa layanan digital baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk tetap dapat mengakses Iptek dari jarak jauh dan kapan pun.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan digitalisasi science center merupakan langkah tanggap pandemi yang tepat dan cepat dari PP-Iptek sebagai science center di bawah naungan Kemenristek/BRIN. Hal ini memberikan kemudahan masyarakat terutama generasi muda dimanapun berada untuk mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa harus datang langsung ke PP-Iptek di komplek Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

“Digitalisasi science center merupakan sebuah transformasi konsep science center dari konvensional menjadi virtual, meliputi perubahan bagaimana peragaan dan program sains dioperasikan dan disampaikan kepada masyarakat, serta transformasi penerapan sistem digital,” kata Menristek saat membuka Webinar Nasional “Digitalisasi Science Center sebagai Alternatif Praktik Sains di Era 4.0” yang digelar PP-Iptek pada Kamis (4/3/2021).

Menristek mengungkapkan, topik ini selaras dengan Program Konektivitas Digital 2021 yang diluncurkan Presiden Joko Widodo bersama dengan Kemenristek/BRIN serta Kementerian Komunikasi dan Informasi di Istana Negara pada 16 Februari 2021. Dalam salah satu amanatnya Presiden mengatakan bahwa konektivitas fisik dan digital sangat diperlukan untuk mempercepat layanan publik dan memperkokoh persatuan bangsa.

Dalam proses transformasi digital tersebut, Menristek menekankan agar dalam implementasinya mengedepankan kedaulatan dan kemandirian digital. “Transformasi digital tersebut harus mendorong penerapan kebijakan tingkat komponen dalam negeri, meningkatkan pemakaian produk dalam negeri, dan mendorong penguasaan teknologi digital mutakhir oleh semua anak bangsa,” tuturnya.

Menurut Menristek, sebagai wahana pembudayaan iptek, PP Iptek berperan dalam menciptakan iklim atau ekosistem yang turut mendukung terciptanya kreativitas dan inovasi di masyarakat. Contohnya, meningkatkan kemampuan riset dan inovasi sejak usia dini.

“Selain itu, juga menanamkan dan memotivasi anak untuk mempunyai pola pikir baru, sikap baru, cara baru dalam melakukan sesuatu. Misalkan anak-anak senang melakukan eksperimen, senang membuat sesuatu daripada membeli, berpikir kritis dan tidak mudah menyerah,” tuturnya.

Menristek mengungkapkan bahwa kekuatan Indonesia dalam hal sumber daya alam dan kekuatan budaya diakui dunia. Untuk itu, PP-Iptek diharapkan mengajarkan pada anak-anak untuk menemukan celah berkreasi dan berinovasi dalam memanfaatkan kekayaan Indonesia. Hal ini bisa dilakukan melalui berbagai lomba.

“Dukungan dari science center daerah yang menjadi bagian dari berbagai program dan kegiatan PP-Iptek dengan terus memelihara dan menggali inovasi program kegiatan lainnya yang terkait kearifan lokal akan memperkaya khasanah iptek,” tutur Menristek.

Hal lain yang harus ditingkatkan PP-Iptek adalah program edukasi terkait stunting, tanggap bencana dan bidang lainnya. “Situasi kejadian dan pemodelan menjadi suatu bentuk yang efektif dalam pembelajaran. Pemahaman yang lebih baik akan mudah dicapai dengan bantuan tampilan visual. Berbagai penyajian digital dengan pengembangan aplikasi baru dan mengasyikkan merupakan tantangan kita bersama,” terangnya.

Menristek juga berharap science center secara nasional bisa menjadi hub dalam pengembangan aplikasi baru, konten baru yang dinantikan masyarakat. Dengan peningkatan tersebut, PP-Iptek akan menjadi tempat yang dituju untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berkreasi dan berinovasi.

Direktur PP-Iptek M. Syachrial Annas mengatakan transformasi digital dilakukan PP-Iptek sebagai sarana pembelajaran sains untuk memudahkan masyarakat, khususnya pelajar tetap mendapatkan ilmu pengetahuan darimana pun dan kapan pun.

Menurut Syachrial, era 4.0 menjadi tema besar yang sangat mewarnai pengembangan inovasi dan teknologi. Hal ini mengarahkan PP-Iptek sebagai sebuah science center untuk mentransformasikan layanan menjadi berbasis digital.

“Menyikapi kondisi pandemi Covid-19, layanan berbentuk virtual adalah suatu keniscayaan, dengan demikian masyarakat khususnya pelajar tidak kehilangan kesempatan untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan teknologi. Fasilitas digital di PP-Iptek menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengembangkan wawasan dan keterampilan serta proses pembelajaran sains,” tuturnya.

Webinar Nasional digelar sebagai salah satu upaya PP-Iptek dalam memberikan layanan di masa krisis pandemi Covid-19. Webinar tersebut digelar sebagai bentuk penerapan Revolusi Industri 4.0 dan tanggap PP-Iptek dalam membantu pendidik memberikan model alternatif belajar dan mengakses sains agar proses belajar sains tetap berjalan optimal di masa pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Seminar yang menghadirkan narasumber dari berbagai bidang ini akan memberikan gambaran bagaimana melakukan praktek sains secara virtual, serta memperkenalkan layanan digital PP-Iptek pada masyarakat. Layanan digital PP-Iptek yang baru yakni Aplikasi PP-Iptek Virtual dan kunjungan virtual “Science e-Trip” akan menjadi solusi bagi permasalahan pembelajaran sains di masyarakat.

Webinar nasional ini diikuti oleh 971 peserta dari 27 provinsi di Indonesia dan 2 negara lain sebagai perwakilan sekolah anak Indonesia yang ada di Malaysia dan Arab Saudi. Peserta webinar ini merupakan para guru dari tingkat TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi serta dinas Pendidikan se-Jadebotabek dan perwakilan science center di daerah.

Syachrial berharap webinar ini dapat memberi pengetahuan dan inspirasi baru kepada peserta dalam mengembangkan model-model praktik pembelajaran sains jarak jauh/virtual dan masyarakat khususnya sekolah semakin memanfaatkan layanan-layanan digital PP-Iptek dalam mendukung suksesnya pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.

“Kedepannya setelah kegiatan ini akan banyak lagi kegiatan-kegiatan sains berbasis digital yang diselenggarakan oleh PP-IPTEK, baik berupa lomba sains, pelatihan dan pameran virtual bagi pelajar dan pendidik serta kalangan keluarga,” pungkas Syachrial.

Dengan penyelenggaraan seminar diatas, diharapkan PP-IPTEK, sebagai science center ternama di Indonesia dan salah satu wahana pembelajaran Iptek bagi masyarakat khususnya generasi muda, semakin memiliki peran strategis dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia dan terus meningkatkan layanan iptek.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author