BSN Gandeng Industri Bina UMKM untuk Terapkan SNI

Jakarta, Technology-Indonesia.com -Standardisasi menjadi satu bagian penting bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu bersaing di pasar dalam negeri dan menembus pasar Internasional. Dalam lima tahun terakhir, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah melakukan pembinaan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) kepada UMKM untuk meningkatkan kualitas produknya.

Kepala BSN, Bambang Prasetya mengatakan ada sekitar 64 juta jumlah UMKM di seluruh Indonesia. Karena itu, pembuatan role model UMKM penerap SNI sangat penting agar bisa menularkan pengalamannya pada UMKM lain.

Hingga tahun 2020, BSN telah membina 707 UMKM di 24 provinsi dalam penerapan dan fasilitasi sertifikasi SNI. Kegiatan pembinaan UMKM tersebut dilakukan melalui sinergi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, komunitas dan juga perusahaan.

“Kita harus memperkuat sinergi melalui CSR (Corporate Social Responsibility) untuk membantu UMKM untuk mendapatkan sertifikasi SNI. Perjalanan mendapatkan SNI memang tidak mudah, tetapi jika sudah mendapatkan SNI ke sananya lebih mudah,” kata Bambang saat membuka Lunch Meeting: Kolaborasi Pemberdayaan UMKM untuk Daya Saing Nasional dan Global di Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Semangat pemerintah sekarang, lanjutnya, adalah kolaborasi, bekerja bersama-sama untuk meningkatkan daya saing produk UMKM sehingga mereka bisa meningkatkan akses pasarnya untuk kesejaheraaan ekonomi masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian Indonesia. BSN juga telah bersinergi dengan beberapa perusahaan dalam pemberdayaan UMKM.

Bambang Prasetya mencontohkan, PT Pupuk Kaltim yang pernah meraih SNI Award Grand Platinum tahun 2018 telah membina 2 UMKM. Salah satu UMKM binaan PT Pupuk Kaltim sudah ber-SNI.

Perusahaan dan BUMN telah menjalankan program CSR untuk menjangkau dan memberikan manfaat bagi masyarakat. CSR diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara tanggungjawab ekonomi, lingkungan, dan sosial. Dalam memberdayakan UMKM, perusahaan tidak hanya menerapkan CSR, namun juga menerapkan program Creating Shared Value (CSV).

Dalam konsep CSV, perusahaan tidak hanya sekedar mempunyai tanggungjawab sosial kepada masyarakat, tetapi mempunyai pola untuk menciptakan nilai bersama yang akan meningkatkan pertumbuhan produktivitas dalam ekonomi masyarakat. Konsep menciptakan nilai bersama yang berfokus pada hubungan antara masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional memiliki kekuatan yang lebih besar karena bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara global.

Saat ini permintaan UMKM untuk diberikan fasilitasi sertifikasi SNI semakin meningkat. Maka, selain dengan PT Pupuk kaltim, BSN juga bersinergi dengan PT. Petrokimia Gresik, peraih SNI Award Kategori Grand Platinum tahun 2019, serta PT Pupuk Sriwidjaja, peraih SNI Award Kategori Emas tahun 2019.

“Kami berterima kasih kepada para perusahaan yang telah menerapkan CSR dan CSV yang berfokus pada pemberdayaan UMKM,” ujar Bambang.

Bambang berharap, dengan semangat penerapan program CSR dan CSV, perusahaan dapat berfokus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberdayakan UMKM. Bambang pun mengajak perusahaan/BUMN untuk bersinergi dalam memberdayakan UMKM ke arah sertifikasi SNI.

Heri Suharsono, Manager CSR PT Pupuk Sriwidjaja mengatakan Pupuk Sriwidjaja memiliki UMKM mitra binaan yang dibantu untuk mendapatkan sertifikasi dengan bekerjasama dengan BSN. UMKM tersebut bergerak di bidang makanan dan kerajinan.

“Saat ini ada UMKM binaan kami yang sudah ber-SNI. Produk UMKM tersebut yaitu keplang, kerupuk khas Palembang sudah diekspor ke Singapura,” terangnya.

PT Pupuk Sriwidjaja menargetkan dalam setahun minimal ada 1 UMKM. “Kita harus membangkitkan kesadaran mereka untuk ber-SNI,” tuturnya.

Sementara, 2 UMKM binaan PT Pupuk Kaltim sudah mendapatkan SNI. Menurut Kantri, Superintendent Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Pupuk Kaltim, 2 UMKM tersebut adalah Batik Kuntul Perak dan Batik Beras Basah. Keduanya menjadi icon kota bontang yang merupakan wilayah pesisir sehingga motif batiknya rata-rata biota laut.

Produk UMKM binaan PT Pupuk Kaltim mulai banyak peminatnya terutama pejabat-pejabat. “Kalau ada tamu perusahaan kami arahkan ke mitra-mitra kami. Jadi kami juga membantu pemasaran,” ungkapnya.

PT Pupuk Kaltim menargetkan pertahun ada 2 UMKM binaan yang mendapatkan SNI. “Saat ini kami sedang mengajukan 3 produk makanan,” tuturnya.

Manager CSR PT Petrokimia Gresik, Luqman Harun mengatakan Petrokimia Gresik membina beberapa UMKM di sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan jasa. Pihaknya mengupayakan pada tahun 2020 ada 2 mitra UMKM yang mendapatkan SNI di sektor batik dan perikanan.

“Di Gresik banyak sektor perikanan. Di tempat kami banyak nelayan yang menangkap ikan tapi pengolahannya tidak bisa. Jadi kita olah menjadi kerupuk dan sebagainya,” ungkap Luqman.

Kepala BSN berharap role model UMKM penerap SNI akan mendorong UMKM lain untuk meningkatkan kualitas produknya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author