BRIN Siap Tingkatkan Kolaborasi Riset dengan Negara G20

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Momentum penyelenggaraan G20 menjadi penting untuk meningkatkan kolaborasi riset dengan negara-negara anggota khususnya di bidang pemanfaatan biodiversitas.

Membangun ekosistem penelitian dan inovasi yang kuat merupakan salah satu agenda penting Presidensi G20 dalam merespon krisis dan tantangan global. Salah satu masalah global yang paling penting saat ini adalah hilangnya keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, dalam Presidensi G20 akan digelar Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG) yang akan membahas topik kolaborasi riset dan inovasi khususnya dalam pemanfaatan biodiversitas dunia untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengatakan kunci keberhasilan sebuah riset adalah kolaborasi yang melibatkan berbagai stakeholder terkait.

“Kita tahu bahwa secara alami riset dan inovasi itu membutuhkan kolaborasi tidak hanya dengan multi pihak, namun bahkan dengan multi negara,” ujar Handoko di hadapan para awak media di Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Karena itu, momentum penyelenggaraan G20 menjadi penting untuk meningkatkan kolaborasi riset dengan negara-negara anggota khususnya di bidang pemanfaatan biodiversitas. Momentum ini juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi bagi BRIN untuk mengenalkan berbagai fasilitas riset serta skema fasilitasi yang dimilikinya.

“Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk menaikkan posisi Indonesia sebagai mitra potensial kolaborasi untuk kegiatan riset dan inovasi di masa yang akan datang bagi negara-negara G20, khususnya yang sesuai dengan tema kita yakni digital, blue, and green economy,” tambahnya.

Hal ini, sesuai dengan potensi yang dimiliki Indonesia sebagai negara besar dengan jumlah penduduk yang banyak dan jumlah biodiversitas yang sangat besar, sangat memungkinkan dibangun kolaborasi riset antara Indonesia dengan negara anggota G20 khususnya dalam pemanfaatan biodiversitas.

Terlebih lagi, keberadaan BRIN yang dibentuk pada 2021 sebagai satu-satunya lembaga riset di Indonesia yang dilengkapi fasilitas riset yang semakin lengkap dengan berbagai skema fasilitasi guna mewujudkan ekosistem riset yang semakin membaik.

“Kondisi ini menjadi modal besar bagi Indonesia untuk bisa menjadi pusat kolaborasi di bidang riset dan inovasi khususnya dengan berbagai negara anggota G20,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan Handoko, sebagai satu-satunya lembaga riset, maka BRIN menjadi representasi untuk indonesia di bidang riset dan inovasi. Karena itulah, perlu didorong untuk menjadikan indonesia sebagai hub kolaborasi khususnya terkait pemanfaatan biodiversitas.

“Meskipun demikian, kita tidak bisa hanya mengandalkan potensi sumberdaya alam saja melainkan kita harus juga memperkuat komunitas periset dengan infrastruktur yang memadai. Sehingga ketika mereka (negara anggota G20) kita ajak berkolaborasi, posisi kita sudah sejajar,” ungkapnya.

Menurut Handoko, dari kolaborasi tersebut nantinya akan terjadi transfer pengetahuan, teknologi, ketrampilan secara alami dari proses kerja sama tersebut. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author