BRIN dan ISEAS Luncurkan Buku tentang Ibu Kota Nusantara

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH), bekerja sama dengan ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura meluncurkan Buku “The Road to Nusantara: Process, Challenges, and Opportunities” karya para periset OR IPSH di Kantor BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (08/08/2023).

Direktur sekaligus CEO ISEAS, Choi Shing Kwok mengatakan, untuk membangun Ibu Kota Nusantara menjadi kota cerdas hijau dan berkelanjutan membutuhkan implementasi yang cermat dan dukungan terus-menerus dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah serta sektor swasta.

Harapannya, melalui publikasi kolaborasi antara ISEAS dan BRIN akan memberikan beberapa pemikiran bagi pembaca. Hal itu untuk merenungkan tantangan dan peluang dalam menyeimbangkan berbagai tujuan, termasuk merancang Ibu Kota Baru yang inklusif dan berkelanjutan. 

Acara peluncuran buku ini didukung Direktorat Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah (RMPI) BRIN. Direktur RMPI BRIN, Ayom Widipaminto menyampaikan apresiasinya atas penerbitan dan peluncuran buku tersebut. Ia berharap peluncuran buku maupun bedah buku bisa menjadi berseri dan membentuk forum diskusi untuk memunculkan usulan terbit dari buku-buku lainnya.

“Untuk ISEAS, kami berharap kolaborasi penerbitan ilmiah menjadi semakin erat lagi dan bisa memunculkan buku-buku lain yang temanya lebih menarik,” ujarnya. 

Ayom pun mendorong para periset dan para penulis buku dapat meneruskan kolaborasi dengan penerbit Global seperti ISEAS. Mendokumentasikan atau menuliskan buku, seperti halnya memunculkan tema-tema strategis yang bisa terus dikembangkan melalui program akuisisi pengetahuan lokal. 

“Kami mengundang Bapak Ibu untuk bisa mengirimkan naskah baik secara bunga rampai atau berkolaborasi dengan penulis lainnya. Kami siap untuk menerbitkan itu dan bahkan kami berikan apresiasi sesuai dengan apa yang ada distandar kami,” tambah Ayom.

Deputi untuk Transformasi Hijau dan Digital, Kantor Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Mohammed Ali Berawi menjelaskan bahwa IKN dibangun atas lima prinsip yaitu green, resilience, sustainable, inclusive, dan smart. Nusantara akan dibangun sebagai “Smart City” yaitu kota yang dinamis dan inklusif, siap menghadapi perubahan masa depan, dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup. 

Berdasarkan data per Agustus 2023, Ali mengatakan terdapat 19 negara termasuk Indonesia dengan 259 perusahaan yang menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi membangun IKN. Mulai dari perusahaan dalam negeri sampai berbagai perusahaan global (luar negeri).

“Nusantara dibangun untuk tiga hal yaitu, hardware, software, dan brainware. Momentum ini akan dijadikan momentum peningkatan kapasitas, kapabilitas SDM Indonesia, bahkan entitas bisnis,” ucap Ali.

Menurutnya, perlu diciptakan generator-generator ekonomi. Dengan begitu luasnya Kalimantan, pada tahap kedua dan ketiga nanti akan dibangun konektivitas. Untuk menghubungkan ibu kota- provinsi dalam 30 tahun ke depan, maka akan membuka peluang banyak lapangan pekerjaan.

Ali menegaskan tugas kita bersama yaitu bagaimana Nusantara ini akan menghasilkan benefit tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi peradaban dunia.

Sesi diskusi dipandu oleh Athiqah Nur Alami yang juga merupakan Editor dari buku ini. Pembicara yang hadir yaitu Yanuar Nugroho sebagai Editor dan para kontributor buku, yaitu Dimas Wisnu Adrianto, Dini Suryani, dan Mardyanto Wahyu Tryatmoko.

“Harapan kita bersama bahwa IKN bukan hanya menghadirkan kota yang berkelanjutan, tetapi lebih dari itu. Saya berharap proses perencanaan IKN ini akan menjadi budaya. Menjadi percontohan dalam merencanakan kota-kota lain di Indonesia yaitu perencanaan yang betul-betul bukan hanya mewujudkan ruang kota yang inklusif, tetapi melakukan sebuah proses yang inklusif yaitu melibatkan masyarakat,” ujar Dimas Wisnu Adrianto.

Dimas menambahkan, yang terpenting adalah bagaimana agar ruh evidence-based policy itu menjadi pondasi dari semua keputusan dan kebijakan yang dihasilkan. Walaupun menurutnya buku tersebut belum sempurna, tetapi ia berharap langkah tersebut sebagai awal budaya scientific di dalam proses perencanaan ke depan.

Sementara Dini Suryani berharap, pemerintah mau membuka ruang untuk para peneliti dan juga yang bisa berkontribusi lainnya untuk berpartisipasi dalam memperbaiki proses pembangunan IKN ke depan. Harapannya adalah peraturan-peraturan turunan itu segera bisa keluar dan perlu proses mengidentifikasi siapa yang yang patut dilibatkan.

Athiqoh pun optimis dan setuju bahwa masih banyak tema-tema lain yang dapat menjadi perhatian untuk dibahas. Mudah-mudahan akan ada seri berikutnya.

“Kita sebagai akademisi tetap punya tanggung jawab untuk memproduksi juga mengomunikasikan hasil-hasil riset kepada berbagai pihak. Jika konsisten, baginya, untuk terus menyuarakan dan mengomunikasikan hasil temuan, maka akan membawa perubahan,” tegasnya

Menurut Mardyanto Wahyu Tryatmoko, secara akademisi pihaknya sudah melakukan riset, juga mengomunikasikannya dengan mendiseminasikan hasil riset sampai dengan mengundang mitra. Semua sudah dilakukan meskipun ia sendiri tidak punya semacam formula khusus yang menjamin bahwa ide tersebut bisa diterima. Tetapi, paling tidak, riset tidak akan berhenti hingga mendiseminasikannya.

“Jadi ini adalah kontribusi kecil kami yang kami harapkan berguna bagi teman-teman komunitas akademik dan para pembuat kebijakan. Mudah-mudahan buku ini digunakan sebagai salah satu rujukan dalam membangun dan membentuk masa depan Nusantara,” sambung Yanuar Nugroho.

Di akhir acara, Lilis Mulyani, Kepala Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PR MB) mewakili Ahmad Najib Burhani, Kepala OR IPSH menyampaikan apresiasinya atas terbitnya buku ini.

“Kami di OR IPSH tentunya sangat berbangga karena buku ini menjadi salah satu kontribusi kami atas permasalahan terkini bangsa. Ini menjadi komitmen kami juga untuk menjadi leading dalam sosial sains dan humanitis. Di mana, kita mencoba menjadi yang pertama untuk memberikan pengetahuan berdasarkan hasil riset,” pungkas Lilis. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author