Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menerima kunjungan Seaborg Technologies – Denmark di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie Serpong, pada Jumat, 8 September 2023. Dalam kesempatan tersebut, kedua belah pihak membahas kerja sama riset terkait bahan bakar nuklir dan limbah radioaktif untuk Compact Molten Salt Reactor (CMSR) yang dikembangkan oleh Seaborg Technologies.
Kepala Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR) BRIN, Syaiful Bakhri menyampaikan bahwa PRTDBBNLR saat ini menjajaki kerja sama riset terkait fuel cycle.
“Mulai dari eksplorasi uranium dan thorium, penyiapan bahan baku dan pengelolaan limbah. Karena peluang riset dan keterbaruan di bidang ini masih sangat terbuka,” papar Syaiful dilansir dari laman brin.go.id.
Lebih lanjut Syaifil menjelaskan, Seaborg mengembangkan Floating Nuclear Power Plant (FNPP) berbasis CMSR, yang diklaim punya banyak keunggulan. Sementara itu PRTDBBNLR berperan sebagai technical support and research organization.
“Teknologi CMSR yang merupakan reaktor generasi ke-4 ini masih perlu dipelajari, didalami, dibuktikan, dan bahkan disiapkan strateginya lebih jauh agar bisa benar-benar siap digunakan di Indonesia,” lanjutnya.
Syaiful juga mengatakan bahwa BRIN menyambut kerja sama riset ini untuk memperkuat sumber daya periset di bidang ini yang masih terbilang jarang. Selain itu juga untuk menyiapkan infrastruktur pendukung riset dari segi aspek keselamatannya agar memenuhi ketentuan regulasi Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
“Ke depan juga diharapkan mampu membantu menyiapkan domestifikasi industri bahan bakar dan pengelolaan limbahnya di Indonesia,” katanya.
BRIN melalui PRTDBBNLR – Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) sepakat memperluas kerja sama dengan Seaborg Technologies.
“Ke depannya kami juga berencana mengajak universitas di Denmark menjadi mitra penguatan SDM riset Indonesia, khususnya di bidang ini melalui skema degree by research serta visiting schoolar,” imbuh Syaiful.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Chief Business Officer – Seaborg Technologies, Jonas Stampe memaparkan kondisi terkini pengembangan reaktor Seaborg. Salah satu hal penting yang diutarakan adalah pergantian desain bahan bakar yang tadinya menggunakan HALEU (High Assay-Low Enrich Uranium) menjadi menggunakan LEU (Low enrich Uranium).
“Adanya pergantian desain tersebut mengakibatkan moderator yang semula menggunakan NaOH (Sodium Hydroxide) juga berganti menjadi dengan grafit. Kalau untuk komposisi bahan bakarnya tidak berubah selain enrichment nya yang berganti LEU,” jelasnya.
Sementara itu Jacob Kahl Jepsen, salah satu delegasi dari Kedutaan Besar Kerajaan Denmark, mengungkapkan perkembangan pemanfaatan green energy dan renewable energy di Denmark yang sedang mendapat banyak sorotan.
“Saat ini memang yang paling mendapat sorotan di Denmark adalah pemanfaatan energi angin,” ungkapnya.
Dirinya berharap kerja sama Seaborg dengan BRIN dapat meraih kesuksesan dan nantinya dapat merembet pada kerja sama yang lain, yaitu dalam pemanfaatan renewable energy.
Pada kesempatan terpisah, Kepala ORTN – BRIN, Rohadi Awaludin menyatakan siap menerima kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Seaborg Technologies. “Untuk tahap awal kita lakukan pertukaran informasi dan diperkuat dengan capacity building. Kemudian kita formulasikan riset bersama yang tepat dengan persiapan yang sangat matang. Kita menunggu follow up yang positif dari Seaborg di pertemuan yang akan datang,” tandasnya.
Bahan Bakar nuklir dan limbah radioaktif pada MSR (Molten Salt Reactor) menjadi salah satu aspek penting yang menjadi perhatian khusus karena berbentuk cair (molten salt). Berbeda dengan reaktor konvensional yang biasanya bahan bakarnya berbentuk padat. Terdapat beberapa jenis dan pengembangan reaktor MSR, namun hingga saat ini belum ada reaktor MSR komersial yang beroperasi.