TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berencana mengembangkan Small Modular Reactor (SMR) tipe High temperature Gas-Cool Reactor (HTGR) di Indonesia. Untuk itu, BRIN melakukan berbagai kegiatan riset serta menjajaki potensi kerja sama dengan berbagai pihak.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mempelajari software RELAP/ SCDAPSIM versi terbaru, yaitu mode 4.0 buatan Innovative Systems Software USA. RELAP/SCDAPSIM merupakan software untuk sistem pengoperasian reaktor nuklir.
Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mohammad Dhandhang Purwadi mengatakan, saat ini software RELAP/SCDAPSIM yang telah digunakan adalah mode 3.4.
“Ini adalah kesempatan yang baik bagi kita menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang software RELAP/SCDAPSIM buatan Innovative Systems Software. Selain itu, Innovative Systems Software juga punya proyek bersama NuScale Power di Rumania, sehingga kita bisa belajar banyak dari sini,” ujarnya.
Dhandhang menyampaikan hal tersebut dalam Knowledge Sharing and Gathering (KSG) bertajuk RELAP/SCDAPSIM Code Development: Assessment Activities and Demonstrations of the Latest Version, di Kawasan Sains dan Teknologi B.J Habibie, Serpong, Rabu (8/5/2024).
“Kita juga sedang mengembangkan HTGR. Semoga software ini dapat kita extend. Tidak hanya untuk NuScale type reactor, tapi juga untuk reaktor HTGR yang akan kita kembangkan. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat menginisiasi kerja sama internasional yang baik,” harapnya.
Software RELAP/SCDAPSIM
Pembangunan reaktor nuklir dituntut memenuhi persyaratan keselamatan yang sangat ketat dan tinggi, baik secara teknis maupun administratif. Mulai dari tahap desain, pembangunan, operasi, sampai ke tahap pascaoperasi atau decommissioning, yaitu setelah reaktor tidak dioperasikan lagi.
Pengoperasian reaktor harus dilakukan secara aman dan andal, dengan menerapkan persyaratan ketat dan tinggi dalam desain sistem, mutu sistem, dan kualifikasi personel.
Desain harus menjamin bahwa sistem pengoperasi, sistem kendali, dan sistem pemantau mampu membatasi segala macam gangguan atau kegagalan operasi dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lebih lanjut.
General Manager Innovative Systems Software, Chris M. Allison memperkenalkan RELAP/SCDAPSIM. “RELAP/SCDAPSIM adalah kode analisis sistem reaktor terperinci dengan opsi khusus yang dikembangkan untuk komunitas pengguna,” paparnya.
“Software RELAP/SCDAPSIM difokuskan secara khusus pada pengembangan opsi pemodelan tingkat lanjut untuk sistem fluida dan reaktor tingkat lanjut, baik pada kondisi normal dan kecelakaan,” lanjutnya.
Menurut laki-laki yang menjabat sebagai General Manager sejak 1996 ini, invasi Rusia ke Ukraina telah menghasilkan tantangan paling signifikan bagi pengoperasian PLTN yang aman sejak kecelakaan di Fukushima Daiichi.
“Grup kami telah bergabung bersama dengan Oleksandr Mazurok dari Energy Safety Group di Kyiv Ukraina untuk membantu mengembangkan strategi menajemen kecelakaan yang dioptimalkan untuk mereka, jika diperlukan,” ungkap Allison.
Selanjutnya, Allison menyampaikan beberapa capaiannya selama empat dekade terlibat dalam bidang keselamatan nuklir.
“Kami mewujudkan model dan korelasi yang diakui secara internasional tentang analisis dan simulasi perilaku kecelakaan pada reaktor. Mendesain dan menganalisis semua perilaku kecelakaan, mengevaluasi kecelakaan reaktor Three Mile Island-2 (TMI-2), dan pemeriksaan teras reaktor, serta penilaian kerusakan teras reaktor Fukushima Daiichi,” paparnya.
Allison menggambarkan RELAP/SCDAPSIM sebagai software yang mewakili pembelajaran selama empat dekade dari reaktor TMI-2.
“Model dan kode perkiraan terperinci dan terbaik mewujudkan apa yang telah kita pelajari tentang perilaku reaktor, baik pada kondisi normal maupun kecelakaan. Kami juga akan menerapkan model yang kami pelajari dari reaktor Fukushima Daiichi, serta eksperimen dan analisis desain reaktor canggih baru,” katanya.
Allison mengajak para peserta KSG untuk ikut serta membantu kegiatannya dalam mengembangkan dan meningkatkan pelatihan dan sertifikasi penggunanya.
“Anda dapat terlibat dalam desain, analisis efek terpisah dan eksperimen integral yang dilakukan di Korea maupun negara lainnya. Selain itu juga bisa terlibat dalam pengembangan dan perbaikan model dan opsi pengguna yang sudah ada,” ajaknya.
“Yang terpenting publikasikan dan bagikan pengalaman Anda tentang kami kepada orang lain,” pungkasnya. (Sumber brin.go.id)
BRIN Pelajari RELAP/SCDAPSIM Mode 4.0, Software Terbaru Sistem Pengoperasian Reaktor Nuklir
