TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Mattasi Lompoa Nusantara sepakat dalam kerja sama lisensi untuk paten peralatan pengolahan air siap minum – Arsinum Sea Water Reverse Osmosis 5000 Liter Stasioner untuk wilayah pesisir dan pulau kecil.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN, Wahyu Hidayat menjelaskan Arsinum Sea Water Reverse Osmosis 5000 Liter Stasioner merupakan peralatan pengolahan air siap minum (Arsinum) khusus untuk air laut.
Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil seperti Sulawesi Selatan umumnya kesulitan dalam mengakses arsinum yang memadai dan kerapkali hanya mengandalkan air hujan.
“Pada saat kondisi kering tidak ada air minum, jadi didatangkan dari luar daerah dan itu harganya sangat mahal. Bahkan bisa sampai Rp36.000-Rp40.000 per galon,” ungkap Wahyu, di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Jumat (7/2/2025).
Dengan teknologi arsinum ini, masyarakat dapat mengandalkan sumber daya air laut yang tidak terbatas untuk diolah menjadi Arsinum. “Inovasi ini sudah diuji dan memenuhi baku mutu yang sesuai untuk air minum yang sehat,” tambah Wahyu.
Adapun kapasitas 5000 liter, telah diperhitungkan dari segi ekonomi. Wahyu menjelaskan, jika di bawah 5000 liter secara ekonomi tidak visible antara biaya operasional dengan apa yang dihasilkan.
“Perhitungan kami dengan biaya produksi sangat murah sekitar Rp600, masyarakat bisa menikmati air yang sehat dengan harga jual Rp8.000 per galon,” sebutnya.
Teknologi Arsinum ini merupakan pengembangan produk inovasi sebelumnya untuk air tawar dan air payau. Wahyu berharap, penempatan teknologi arsinum dapat sesuai dengan kebutuhan daerah lainnya, baik untuk daerah dengan sumber air tawar, air payau, air gambut, juga air laut.
Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian usai penandatanganan perjanjian lisensi mengungkapkan, kerja sama ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, khususnya di wilayah pesisir dan pulau kecil.
“BRIN menegaskan kehadiran pemerintah dalam memberikan kualitas kehidupan yang baik bagi masyarakat dalam berbagai segi, termasuk di antaranya penyediaan air minum,” tegas Hendrian.
Hendrian menambahkan, periset BRIN bukan sebuah “menara gading” yang sekadar untuk memuaskan keinginan dari masing-masing periset. Tetapi juga dalam rangka menjawab persoalan-persoalan nyata di masyarakat melalui mekanisme kekayaan intelektual dan lisensi.
“Mudah-mudahan varian-varian produk inovasi lainnya terkait arsinum, bukan hanya yang 5000 liter, dapat segera dilisensikan. Sehingga mengatasi persoalan yang terjadi di masyarakat terkait arsinum,” harapnya.
Direktur PT Mattasi Lompoa Nusantara Muh. Syaifullah mengungkapkan, dalam waktu dekat ini, pihaknya akan segera melakukan ekspose presentasi ke pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memperkenalkan teknologi ini dan membahas kemungkinan kerja sama dalam implementasinya.
“Saya percaya kerja sama ini dapat membawa manfaat sangat besar bagi masyarakat Sulawesi Selatan,” ungkapnya.
Kerja sama ini, menurutnya, memperkuat komitmen kedua pihak untuk mengembangkan teknologi yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Kerja sama ini juga menunjukkan komitmen kita untuk memperkuat ekosistem inovasi di Indonesia. Dengan memanfaatkan hasil riset dan inovasi, kita dapat meningkatkan daya saing bangsa dan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” tandas Syaifullah. (Sumber brin.go.id)
Arsinum Sea Water Reverse Osmosis, Inovasi Air Siap Minum untuk Pesisir dan Pulau Kecil
