Bunga Bangkai Mekar Lagi di Kebun Raya Cibodas

Cibodas, Technology-Indonesia.com – Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium (Becc.) Becc) sudah sangat terkenal di masyarakat karena memiliki perbungaan yang sangat besar. Bunga Bangkai termasuk keluarga Araceae (talas-talasan) dan merupakan tanaman asli Indonesia, endemik dari Sumatera. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccari, seorang ahli botani dari Italia pada tahun 1878. Ia menemukan tumbuhan ini di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat.

Kebun Raya Cibodas – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah memiliki koleksi Bunga Bangkai sejak tahun 2000 hasil pengoleksian dari Bukit Sungai Talang, Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Sumatera Barat. Sampai saat ini di Kebun Raya Cibodas memiliki 13 spesimen, terdiri atas 1 spesimen yang merupakan induknya hasil pengoleksian berupa umbi, sedangkan 12 spesimen merupakan hasil perbanyakan dari biji. 12 spesimen yang berasal dari biji tersebut ditanam pada tahun 2003.

Koleksi Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas pada saat ini ada 1 spesimen pada fase generatif, 4 spesimen fase vegetatif, dan 8 spesimen fase dorman. Satu spesimen pada fase generatif (muncul perbungaan) dengan nomor koleksi 76i sudah terlihat kemunculannya sejak awal Agustus 2021. Perkembangan terkini, Bunga Bangkai dengan nomor 76i ini sudah muncul perbungaan yang ketiga kalinya.

Pada hari ini, Rabu (13/10/2021) Bunga Bangkai koleksi 76i tersebut mekar penuh pada dini hari pukul 00.31 WIB. Inisiasi pembukaan mekar kelopak sudah terlihat sejak pukul 15.00 (12/10/2021). Hasil pengukuran terakhir tinggi perbungaan mencapai 289 cm, keliling 145,5 cm, garis tengah kelopak (spatha) pada posisi mekar penuh 128 cm.

Pada waktu mekar penuh, perbungaan terlihat indah dengan tongkol atau spadiks berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga atau spatha yang berwarna merah keunguan. Ketika bunga betina masak yang biasanya terjadi di malam hari mengeluarkan bau busuk seperti bangkai dan baunya dapat tercium dari beberapa meter, hal ini mengundang para polinator seperti kumbang dan lalat untuk datang.

Amorphophallus titanium (Becc.) Becc. termasuk dalam kategori tumbuhan langka berdasarkan klasifikasi dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan keberadaannya dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.

Destinasi Eduwisata

Kebun Raya Cibodas BRIN merupakan destinasi eduwisata unggulan di Kawasan Puncak, Jawa Barat. Lebih dari sekedar destinasi eduwisata unggulan, Kebun Raya Cibodas juga merupakan Lembaga Konservasi Tumbuhan yang memberikan berbagai macam layanan sumber daya alam dan lingkungan (SDAL). Hal Ini tercermin dalam lima fungsi utama Kebun Raya Cibodas BRIN yang memiliki peran signifikan pada aspek pelestarian tumbuhan, sosial, dan lingkungan, yaitu: konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan.

Sebagai tempat yang memiliki fungsi konservasi dan penelitian, Kebun Raya Cibodas memiliki koleksi Bunga Bangkai Amorphophallus titanium (Becc.) Becc. Pada hari Selasa (12/10/2021) salah satu koleksi Bunga Bangkai tersebut mekar sempurna. Ini adalah momen langka karena Bunga Bangkai hanya dapat mekar setiap 2-3 tahun bahkan lebih.

“Mekarnya Amorphophallus titanium (Becc.) Becc. atau kerap disapa Bunga Bangkai oleh masyarakat umum, tentu menjadi momentum yang baik untuk Kebun Raya BRIN mensosialisasikan program-program penelitian dan konservasi tumbuhan ke masyarakat. Fungsi Kebun Raya BRIN bukan hanya wisata, namun banyak hal hal yang bisa dipelajari tentang konservasi serta alam di sekitar kita,” ujar Marga Anggrianto, General Manager PT Mitra Natura Raya di Kebun Raya Cibodas BRIN.

Bunga Bangkai dengan kondisi mekar sempurna dapat dilihat oleh pengunjung dari luar pagar untuk melindungi status konservasi tumbuhan tersebut. Kebun Raya Cibodas BRIN juga memberlakukan protokol kesehatan yang ketat agar dapat menjadi tempat yang aman dikunjungi oleh pengunjung untuk menikmati fenomena langka ini.

Selain Bunga Bangkai, Kebun Raya Cibodas BRIN memiliki banyak destinasi konservasi menarik, seperti Taman Sakura, Taman Lumut, Taman Obat, Taman Liana, Taman Paku, dan Taman Gesnerias. Dengan status sebagai lembaga konservasi, Kebun Raya Cibodas BRIN memiliki sekitar 2123 jenis tanaman koleksi. Kebun Raya Cibodas dilengkapi dengan fasilitas pelayanan umum yang lengkap, seperti café resto, shuttle bus listrik, penyewaan sepeda, golf car bahkan tempat penginapan.

Kebun Raya Cibodas menegaskan posisinya sebagai lembaga konservasi dan eduwisata unggulan dengan area terbuka yang memiliki luas 85 hektare yang berfasilitas lengkap dan ber-iklim sejuk, membuat Kebun Raya Cibodas BRIN menjadi destinasi yang tepat untuk menambah wawasan kekayaan botani Indonesia sambil berwisata secara nyaman dan aman.

Semua fasilitas publik di dalam Kebun Raya Cibodas BRIN selalu disemprot cairan disinfektan secara rutin dan himbauan pelaksanaan Prokes ketat ditempatkan hampir di semua tempat yang mudah dibaca oleh pengunjung. Kebun Raya Cibodas BRIN telah tersertifikasi CHSE oleh Kemenparekraf dan bagi pengunjung yang akan hadir wajib untuk scan terlebih dahulu pada banner aplikasi Peduli Lindungi yang ditempatkan di pintu masuk.

“Selain itu kami juga menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru kepada seluruh yang ada di Kawasan Kebun Raya Cibodas BRIN, baik pengunjung atau karyawan wajib memakai masker. Kami aktif mengimbau pembatasan jarak kepada semuanya dan membatasi jumlah pengunjung yang datang ke Kebun Raya Cibodas BRIN. Ini semata-mata komitmen kami untuk mewujudkan Kebun Raya BRIN sebagai destinasi eduwisata yang aman dikunjungi serta berperan aktif dalam penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia,” tutur Marga.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author