Populasi Dugong Terancam Punah

JAKARTA – Dugong merupakan salah satu jenis mamalia laut yang hidup pada habitat lamun. Hewan yang juga anggota lembu laut ini kini statusnya dalam kategori rawan.

Dugong menjadi salah satu hewan buruan manusia karena daging dan minyaknya. Perburuan masif yang terjadi sangat mengancam jumlah populasi Dugong khususnya di wilayah perairan Indonesia. Ancaman kepunahan Dugong juga dipicu oleh usia reproduksi dugong yang sangat lambat. Dugong membutuhkan waktu 10 tahun untuk menjadi dewasa dan 14 bulan untuk melahirkan satu individu baru pada interval 2,5 – 5 tahun.

Kepala Pusat Peneltian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dirhamsyah mengatakan pemerintah telah mengeluarkan peraturan dan menetapkan Dugong sebagai mamalia laut yang dilindungi. Namun tanpa adanya penanganan tepat dikhawatirkan binatang ini akan mengalami kepunahan di Indonesia.

“Melihat fenomena penurunan populasi Dugong di Indonesia, sangat diperlukan pertukaran data dan hasil kajian terkait Dugong dan habitatnya,” ungkap Dirhamsyah dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (19/4/2016). Karena itu LIPI menggelar Simposium Nasional Dugong dan Habitat Lamun 2016 pada di IPB International Convention Center, Bogor, Rabu (20/4/2016).

Dirhamsyah menyebutkan pertemuan antara perumus kebijakan, akademisi, peneliti dan praktisi yang memahami Dugong dan habitat Lamun sangat diperlukan agar dapat menyusun rekomendasi penyelamatan keduanya. Populasi Dugong yang tersebar di sepanjang wilayah pesisir Indonesia ini memiliki ketergantungan dengan ekosistem lamun.

Lamun adalah jenis tumbuhan berbunga yang hidup di dalam air laut dan menjadi sumber utama pakan Dugong. “Dugong adalah satu-satunya mamalia herbivora pemakan lamun yang hidup diperairan laut tropis dan sub-tropis Indo Pasifik,” tambah Dirhamsyah.

Kondisi habitat  lamun sangat memengaruhi keberadaan Dugong, sehingga penyebaran hewan ini terbatas pada kawasan pantai tempat tumbuhan lamun. Laju kerusakan ekosistem Lamun di Indonesia, berkontribusi terhadap meningkatnya ancaman terhadap kepunahan Dugong.

Luas Padang Lamun di Indonesia diperkirakan mencapai 31.000 km2. Namun data Pusat Penelitian Oseanografi LIPI menyatakan, sejauh ini baru 25.752 ha padang lamun yang tervalidasi dari 29 lokasi di Indonesia. “Besaran populasi Dugong yang ada di perairan Indonesia sampai sekarang juga belum dapat dipastikan karena kajian status populasi yang dilakukan masih terbatas,” kata Dirhamsyah.

Dirhamsyah mengharapkan simposium ini mampu memberikan solusi untuk kelestarian Dugong dan habitat Lamun.

 

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author