LIPI Gelar Simposium Enggano

Pulau Enggano yang terletak di sisi barat Sumatera menyimpan kekayaan hayati tak ternilai. Tim Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam Ekspedisi Enggano (16 April-5 Mei 2015) berhasil menemukan 20 spesies baru. Tim Ekspedisi juga mencatat informasi penting potensi flora dan fauna di Pulau Enggano.

Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Witjaksono menyampaikan bahwa eksplorasi Tim Peneliti LIPI telah mengungkapkan kondisi terkini dari bioresources dan aspek sosial budaya di Enggano. “Peneliti-peneliti LIPI berhasil mengungkapkan temuan-temuan baru, baik berupa catatan persebaran flora, fauna dan mikroba baru yang merupakan jenis endemik Enggano. Bioresources tersebut memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan pangan, kesehatan dan energi,“ ungkap Witjak.

Hasil ekspedisi ini akan disampaikan pada Simposium Enggano 2015 bertema “Enggano: Alam dan Manusianya”, 16-17 November 2015, di Grage Horizon Hotel, Kota Bengkulu. Simposium ini menurut Witjak merupakan wahana untuk mempertemukan peneliti, pemerintah daerah, pengelola kawasan hutan, masyarakat lokal dan elemen penting lainnya dalam rangka menginisiasi kebijakan dan model pengelolaan Enggano yang lestari.

“Setelah eksplorasi Enggano, pulau tersebut diharapkan mampu mengangkat pariwisata Bengkulu yang akan membawa efek berantai pada peningkatan ekonomi masyarakatnya. Tentu potensi wisata yang tidak merusak sumber daya hayati,” katanya.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati mengungkapkan bahwa Pulau Enggano merupakan Pulau Samudera (Oceanic Island), yakni pulau yang secara geologi dalam sejarahnya tidak pernah menyatu dengan Pulau Sumatera. “Model Pulau Samudera biasanya mempunyai banyak keunikan, salah satunya flora dan fauna yang tidak umum di tempat lain, “ terang Enny dalam siaran persnya, Rabu (13/11).

Enny mengatakan bahwa LIPI memiliki program unggulan Eksplorasi Bioresources Indonesia yang memadukan penelitian dasar eksploratif dengan mengidentifikasi dan menginventarisasi kekayaan hayati Indonesia. “Program ini menjadi model penelitian komprehensif yang menghasilkan data, informasi, produk dan rekomendasi kepada masyarakat dan pemegang kebijakan untuk mengelola dan memanfaatkan bioresources nya secara efisien dan lestari, “ pungkas Enny.

 

 

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author