Observatorium Nasional Timau, Tonggak Pengembangan Riset Antariksa di Indonesia

TechnologyIndonesia.id – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Antariksa sedang membangun Observatorium Nasional (Obnas) Timau di Gunung Timau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Observatorium ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan riset antariksa di Indonesia dan membuka peluang kolaborasi global di bidang astronomi.

Obnas Timau dibangun di lokasi strategis dekat khatulistiwa. Kondisi iklim yang kering dan tingkat gangguan cahaya yang rendah memungkinkan kualitas pengamatan optimal. Dilengkapi teleskop optik dengan diameter 3,8 meter, yang merupakan teleskop terbesar di Indonesia saat ini.

Selain peralatan optik yang tersedia di Timau, juga tersedia sensor magnetik yang merekam dinamika kemagnetan antariksa yang bisa memberi pemahaman bagaimana kemagnetan antariksa bisa berinteraksi di muka Bumi.

Kedepannya diharapkan semakin banyak peralatan yang bisa dipasang guna memberi pemahaman lebih baik pada interaksi Bumi – Antariksa melalui pengamatan di Timau.

Kepala Pusat Riset Antariksa, Emanuel Sungging Mumpuni, menyampaikan bahwa pembangunan observatorium ini bertujuan meningkatkan kapasitas riset antariksa, secara khusus ilmu astronomi nasional dan membuka akses bagi peneliti di Indonesia maupun luar negeri.

“Pembangunan observatorium ini selain untuk memperkuat riset di bidang terkait, tetapi juga menjadi mandat nasional dalam menyelenggarakan kegiatan keantariksaan, sesuai amanat Perpres 45/2017,” tuturnya.

Emanuel menyampaikan hal tersebut dalam talkshow DOFIDA (Dialog, Obrolan Fakta Ilmiah Populer dalam Sains Antariksa) edisi ke-12 dengan topik ”Langit Selatan Indonesia: Peran Observatorium Nasional Timau dalam Riset Antariksa Modern,” pada Kamis (12/12/2024).

Emanuel menambahkan tantangan terbesar adalah masih jauhnya tercapai massa kritis untuk bisa membangun ekosistem riset di bidang keantariksaan yang masih sangat jauh jumlahnya, dibandingkan jumlah masyarakat Indonesia.

“Walaupun peminat bidang antariksa sangat banyak, akan tetapi, tidak semuanya terlibat dalam riset di bidang ini,” ujar Emanuel.

“Perlu penyebarluasan pengetahuan guna memancing generasi muda lebih banyak yang melakukan riset di bidang antariksa, sehingga bisa memperkuat posisi Indonesia pada kancah riset bidang antariksa, dan Timau bisa menjadi platform aktif guna kolaborasi internasional,” imbuhnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author