Dalam upaya menangani perubahan iklim, pemerintah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen. Penurunan emisi gas rumah kaca bisa mencapai 41 persen jika mendapat bantuan internasional pada 2020.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah mengurangi emisi deforestasi dan degradasi hutan (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation atau REDD). Dalam pelaksanaannya, REDD memerlukan peta dasar dan peta penutupan hutan atau lahan serta cara ukur untuk memantau tingkat emisi dari waktu ke waktu.
Data satelit penginderaan jauh yang dimiliki Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) sejak 1970 dapat membantu dalam membuat peta dasar dan pemantauan emisi. Data tersebut telah dimanfaatkan di berbagai bidang. Salah satunya di bidang Kehutanan untuk memenuhi informasi peta penutupan hutan dan lahan.
Untuk menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi, Lapan melakukan upgrading sistem penerimaan dan pengolahan data satelit SPOT-5, SPOT -6, dan Landsat-8. Peresmian upgrading sistem tersebut akan dilaksanakan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi (Mennegristek) Gusti Muhammad Hatta, dan Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana. Peresmian akan berlangsung pada 12 September 2013 pukul 10.00 WITA di Balai Penginderaan Jauh Lapan, Parepare, Sulawesi Selatan.
Dengan upgrading sistem ini, Lapan dapat menerima data satelit penginderaan jauh SPOT 5, SPOT 6, dan Landsat-8. Upgrading tersebut akan meningkatkan kontribusi Lapan dalam menyediakan data satelit penginderaan jauh bagi program penanganan perubahan iklim dan dampaknya serta untuk pemantauan sumber daya alam dan penanggulangan bencana.