Padang – Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Libang Pascapanen) bekerjasama dengan Pemkot Padang Panjang melalui Dinas Pangan dan Pertanian membangun proyek skala kecil pengolahan aneka produk olahan susu di Kota Padang Panjang yang dikenal sebagai sentra produksi susu di Sumatera Barat.
Peresmian proyek dilaksanakan hari ini, Sabtu (7/7/2018) oleh Wakil Walikota Padang Panjang di gedung M. Syafe’I, Kota Padang Panjang dihadiri para pejabat Dinas Pangan dan Pertanian Kota Padang Panjang serta Kepala Balai Besar Libang Pascapanen Kepala Balai Besar Libang Pasca Panen.
BB Litbang Pascapanen telah mendiseminasikan penguasaan teknologi kepada para pengolah susu melalui kegiatan bimbingan teknis khusus pembuatan mozarella dan gouda. Selain itu dikenalkan produk prospektif olahan whey (cairan produksi keju), yaitu Wheygurt berupa minuman berasa asam segar,dan nata de whey produk serupa nata de coco (hasil fermentasi air kelapa oleh Acetobacter sp).
“ Starter pembuatan keju selama ini impor dari negara-negara Eropa. Kami sudah mampu membuat dengan harga murah dan tentu saja terjamin masalah halal bagi umat muslim,” ujar Risfaheri, Kepala BB Litbang Pasca Panen dalam sambutan Peluncuran dan Demo serta Bazar Keju serta Aneka Olahan Susu.
Kota Padang Panjang merupakan kota yang dikenal sebagai sentra produksi susu sapi di Sumatera Barat dengan jumlah produksi yang semakin meningkat. Rata-rata produk susu sapi segar perhari bisa 1600 – 1800 liter . Sebagian besar produksinya diserap di dalam Kota Padang Panjang sendiri dalam bentuk susu pasteurisasi dan yoghurt dan sebagian lainnya dipasarkan di beberapa kota seperti Bukit Tinggi, Padang bahkan sampai ke Provinsi Riau.
Salah satu kendala dalam pengembangan hilir usaha sapi perah Kota Padang Panjang adalah tidak semua pengolah susu memiliki mesin pasteurisasi dan masih dilakukan secara manual. Sehingga, jika produk tidak terjual dalam seminggu maka akan rusak dan tidak bisa diminum.