TechnologyIndonesia.id – Upaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam membawa hasil riset ke tingkat akar rumput kembali menunjukkan hasil nyata. Melalui program Pendampingan Usaha Mikro berbasis Iptek (PUMI), UMKM Puri Farm Living berhasil mendongkrak produktivitas susu kambing hingga 133 persen setelah menerapkan teknologi pakan hasil riset BRIN.
UMKM Puri Farm Living merupakan produsen susu kambing di Desa Rayung, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Produksi susu kambing yang semula hanya 0,86 liter/ekor/hari kini melonjak menjadi dua liter, sekaligus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L, Masyarakat, dan UMKM BRIN, Driszal Fryantoni, menegaskan bahwa inovasi berbasis iptek terbukti mampu mengatasi persoalan teknis peternak rakyat. Puri Farm Living telah menerapkan teknologi hasil riset BRIN, khususnya dalam memecahkan permasalahan pakan kambing.
Formula Konsentrat Pakan
Pada tahap awal pendampingan, periset BRIN menemukan formulasi pakan yang tidak seimbang sebagai penyebab rendahnya produksi susu. Tim melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari kebutuhan nutrisi, metode pemeliharaan, hingga cara penyajian pakan. Solusinya berupa formula konsentrat pakan yang dapat diproduksi secara mandiri oleh peternak.
Periset dari Pusat Riset Peternakan BRIN, Mariyono, mengembangkan dua formula konsentrat menggunakan bahan baku lokal seperti kulit singkong, kulit kacang hijau, kedelai afkir, dan jagung pipil.
Hasil uji laboratorium menunjukkan peningkatan protein kasar dari 13,4% menjadi 20,1%, total digestible nutrient dari 71,5% menjadi 77,3%, serta penurunan serat kasar dari 13,8% menjadi 5,6%. Formula tersebut kemudian dikembangkan menjadi produk pakan Puri Feed, yang kini diproduksi hingga 3,5 kuintal per batch dan mulai dipasarkan ke peternak lain.
Perbaikan kualitas pakan ini berpengaruh besar terhadap produktivitas. Produksi susu meningkat hingga 133 persen, sementara biaya pakan turun hingga 50 persen.
“Tingkat kematian anak kambing menurun menjadi 7,7 persen, dan kualitas cempe meningkat sehingga harga jualnya ikut naik. Dengan produksi yang stabil, omzet Puri Farm Living kini melampaui Rp10 juta per bulan,’’ jelas Mariyono dikutip dari laman brin.go.id pada Senin (24/11/2025).
Pendampingan PUMI juga membuka peluang diversifikasi usaha. Bersama periset Andi Febrisiantosa dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Puri Farm Living mulai mengembangkan produk turunan seperti yogurt, kefir, keju, sabun susu, hingga kerupuk susu.
Pemilik Puri Farm Living, Anni Rahmat mengakui besarnya manfaat pendampingan BRIN. Biaya pakan bisa ditekan hingga 50 persen. Puri Farm Living juga bisa memproduksi 3,5 kuintal konsentrat dalam sekali proses.
Teknologi Pakan BRIN Dongkrak Produktivitas Susu Kambing UMKM di Tuban hingga 133 Persen
