Jakarta – Untuk mendukung peningkatan produksi padi nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menawarkan aneka varietas padi rawa. Aneka varietas padi unggul ini cocok untuk ditanam di lahan pasang surut, kata Ka Balitbangtan Muhammad Syakir di Jakarta.
Melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), kata Muhammad Syakir, pihaknya telah melepas sejumlah varietas unggul padi rawa seperti Tapus (untuk lahan rawa dengan genangan maksimum 150 cm), Banyuasin, Batanghari, Dendang, Indragiri, Punggur (untuk lahan potensial gambut dan sulfat masam), Martapura dan Margasari (untuk lahan pasang surut).
Selain itu, hingga awal 2015, tambahnya, Balitbangtan telah melepas tujuh varietas unggul padi rawa yaitu Inpara 1 hingga Inpara 9. Ketujuh Inpara memiliki karakter serta keunggulan masing-masing. Keunggulan Inpara 1 seperti tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri dan blas, serta agak tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2. Varietas Inpara 1 menghasilkan nasi bertekstur pera, sehingga lebih sesuai dikembangkan di daerah rawa yang penduduknya menyukai nasi pera seperti di Sumatera dan Kalimantan.
Inpara 2 tahan terhadap hawar daun bakteri, penyakit blas, dan wereng cokelat biotipe 2. Nasi Inpara 2 bertekstur pulen. Sedang varietas Inpara 3, Inpara 4, dan Inpara 5 memiliki karakter tertentu yang berbeda dengan varietas padi rawa yang lainnya. Ketiga varietas tersebut dirakit untuk menghadapi cekaman banjir. Inpara 3 mampu bertahan dan berproduksi setelah terendam selama 7 hari, sedangkan Inpara 4 dan Inpara 5 mampu bertahan rendaman selama 10-14 hari.
Ka Balitbangtan menjelaskan, Inpara cocok dikembangkan di lahan rawa lebak atau lahan sawah irigasi yang rawan banjir. Di lahan lebak Inpara 3 dapat berproduksi 5,60 ton GKG/ha. Varietas ini juga tahan terhadap penyakit blas dan tekstur nasinya tergolong pera.
Inpara 1, 2 dan 3 sama-sama toleran terhadap keracunan besi (Fe) dan aluminium (Al) yang menjadi kendala penting dalam pengembangan tanaman padi di lahan pasang surut lebak.
Di lahan lebak Inpara 4 dan 5 dapat berproduksi 7,60 dan 7,20 ton GKG/ha. Inpara 4 juga agak tahan terhadap wereng batang cokelat biotipe 3 dan tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain IV dan VII serta tekstur nasinya tergolong pera dan sedang.
Guna mendukung ketahanan pangan nasional, telah pula diluncurkan Inpara 8 dan Inpara 9 yang juga tahan terhadap rendaman selama 7-14 hari.