TechnologyIndonesia.id – Di pengujung tahun 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP) berkomitmen kuat mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan berkelanjutan guna mewujudkan ekonomi biru yang berkelanjutan.
Pada Press Conference bersama media massa, Rabu (18/12/2024), di Command Center KKP Jakarta, BPPSDM KP memaparkan capaian kinerja gemilang yang mencerminkan hasil kerja keras, kolaborasi, dan dedikasi seluruh jajaran dalam membangun SDM.
Kepala BPPSDM KP I Nyoman Radiarta menyampaikan, tahun ini, total 6.175 peserta mengikuti pendidikan tinggi vokasi KKP, dengan penerimaan dari 2.040 pelaku utama kelautan dan perikanan seperti anak nelayan, pembudidaya, petambak garam, serta pelaku pemasaran dan pengolahan hasil perikanan.
Terdapat 11 perguruan tinggi vokasi yang tersebar di seluruh Indonesia, didukung oleh 496 dosen profesional. Program studi yang ditawarkan meliputi bidang teknologi penangkapan, pembudidayaan perikanan, teknologi pengolahan hasil perikanan, hingga wisata bahari dan konservasi.
Selain itu, terdapat lima satuan pendidikan menengah kelautan dan perikanan (SUPM) dengan jumlah peserta didik 785 siswa dan didukung oleh 97 guru.
Sekolah-sekolah ini menawarkan berbagai program keahlian, seperti Nautika Kapal Penangkap Ikan, Teknik Kapal Penangkap Ikan, Agribisnis Perikanan Air Payau dan Laut, serta Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan.
Pada 2024, animo terhadap pendidikan vokasi KKP mencapai 5.586 orang, sementara kuota yang tersedia hanya 2.040 orang, menunjukkan rasio penerimaan 1:3. Dari total peserta, yang dinyatakan lulus hanya sebanyak 2.037 orang.
Data menunjukkan umumnya penghasilan orang tua peserta didik berkisar Rp1-5 juta dan pendidikan terakhir SMA/SMK. Hal ini menunjukkan bahwa negara hadir dalam memberikan peluang bagi pelaku usaha sektor KP untuk memperbaiki kesejahteraan keluarga melalui peningkatan tingkat pendidikan.
Diminati Dunia Industri
Pada 2018-2024, total lulusan satuan pendidikan vokasi KKP mencapai 10.374 orang, dengan tingkat penyerapan dunia kerja sebesar 8.419 orang (81,15%).
Sebagian besar lulusan terserap ke dunia usaha dan dunia industri dalam negeri sebanyak 5.937 orang (70,52%), wirausaha 1.027 orang (12,2%), dunia usaha dan dunia industri luar negeri 864 orang (10,26%), melanjutkan kuliah 373 orang (4,4%), serta sektor non kelautan dan perikanan 659 orang (7,8%).
“Kehadiran mereka menjadi pilar utama dalam memastikan pendidikan vokasi terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri, sehingga mampu mencetak lulusan yang berdaya saing tinggi untuk mendukung Ekonomi Biru menuju Indonesia Maju,” ungkap Nyoman.
Sementara itu, Program Pelatihan Kelautan dan Perikanan diikuti oleh jumlah peserta yang terus meningkat dari 12.120 orang pada 2020 hingga 39.057 orang pada 2024, melampaui target yang ditetapkan.
Program ini didukung oleh 30 widyaiswara, 82 instruktur, dan 223 tenaga kepelatihan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pada progres tahun 2024, pelaksanaan pelatihan mencapai 39.057 peserta dari target 35.713 peserta.
Dari program tersebut, pada 2024 diterbitkan 1.978 sertifikasi kompetensi, 2.442 sertifikasi awak kapal, dan 2.155 sertifikasi non awak kapal.
Selanjutnya, Program Pendampingan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan bertujuan meningkatkan kapasitas kelompok masyarakat serta efektivitas penyuluhan berbasis data dan kebutuhan lokal.
Total jumlah penyuluh sebanyak 4.133 orang di seluruh Kabupaten/Kota se-Indonesia. Pada 2024, jumlah kelompok yang di suluh mencapai 46.425 kelompok, peningkatan kelas kelompok mencapai 2.090 kelompok, dan pembentukan kelompok baru mencapai 4.457 kelompok.
“Tiga fokus utama program ini meliputi transformasi pola kerja penyuluhan, simplifikasi tugas penyuluh perikanan, dan monitoring kinerja penyuluhan melalui sistem aplikasi. Capaian pendampingan ini terlihat dari peningkatan signifikan pada indikator utama,” jelas Nyoman.
Adapun pada Program Smart Fisheries Village (SFV), yang merupakan salah satu dukungan strategis BPPSDM KP untuk mendorong implementasi ekonomi biru melalui pembangunan desa-desa perikanan berbasis inovasi dan teknologi, hingga 2024 telah mencakup 15 lokasi SFV Desa dan 21 lokasi SFV Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Setiap lokasi SFV berfokus pada pengembangan potensi lokal, seperti budidaya air tawar, budidaya air payau, budidaya laut, serta ekowisata bahari, yang disesuaikan dengan karakteristik wilayah masing masing.