Peresmian Kampung Bandeng dan Agrowisata Tunjang Peningkatan Perekonomian Buleleng

Buleleng, Technology-Indonesia.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Buleleng meresmikan Kampung Bandeng dan Agrowisata yang dirangkai dalam acara Festival Budaya Kecamatan Gerokgak, pada 7 – 10 November 2019, di Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.

Peresmian Kampung Bandeng dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Perikanan, Waluyo Sejati Abutohir, mewakili Kepala BRSDM, dan Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana. Kegiatan ini terlaksana sebagai upaya menjadikan ikan bandeng sebagai salah satu sumber ekonomi utama masyarakat Buleleng.

Pencanangan Kampung Bandeng juga merupakan salah satu output dari tugas dan fungsi Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP) Gondol, sebagai Unit Pelaksanan Tugas (UPT), dalam melaksanakan riset budidaya laut dan sekaligus penyuluhan perikanan.

“Riset ikan bandeng sudah dilakukan sudah sejak lama. BBRBLPP Gondol telah menghasilkan teknologi berupa Hatchery Lengkap dan Hatchery Skala Rumah Tangga (Hsrt) dan telah diadopsi di Kecamatan Gerokgak, yang saat ini menjadi penghasil benih bandeng / nener terbesar di dunia, dengan total produksi pada 2019 (sampai dengan Agustus 2019) mencapai 4,3 milIar benih,” tutur Waluyo dalam sambutannya.

Dari hasil tersebut, Buleleng telah berhasil mengekspor benih bandeng ke Filipina (2,12 miliar benih), Taiwan, Singapura, Thailand, Srilanka, Malaysia, Hongkong, China, Colombia, East Timor dan Vietnam. Hal tersebut didukung dengan Hatcheri skala besar sebanyak 176 unit dan hatcheri skala kecil sebanyak 4.500 unit, dengan total produksi 10,2 – 12 juta ekor nener per hari, dengan nilai ekspor sebesar Rp. 200 miliar.

“Melalui pencanangan Kampung Bandeng dan Agrowisata, kita dapat memberdayakan masyarakat pembudidaya, terutama pada kelompok utama guna meningkatkan perekonomian masyarakat. Kami berharap Kampung Bandeng dan Agrowisata ini dapat menjadi salah satu Ikon pengembangan masayarakat kelautan dan perikanan di Buleleng dan Provinsi Bali. Pasalnya, kawasan ini merupakan produsen benih bandeng terbesar di Asia Tenggara bahkan dunia, dan diharapkan bukan hanya benih bandeng saja, namun sampai dengan pengolahan dan pemasarannya,” terang Waluyo.

Dengan demikian, lanjutnya, hasil inovasi dan riset yang dihasilkan BRSDM dapat dimanfaatkan dan diadopsi oleh stakeholder dengan pendampingan serta pemberdayaan untuk peningkatkan kesejahteraan.

Dalam sambutannya, Bupati Buleleng turut mengucapkan terimakasih atas peran serta KKP melalui BRSDM yang telah memberikan output dan dampak bagi kesejahteraan masyarakat KP di Wilayah Buleleng.

“Kampung bandeng dan Agrowisata ini merupakan salah satu peluang pengembangan usaha masyarakat KP, dan dalam perencanaan daerah saat ini yang sedang difokuskan adalah pembangunan Bandara Buleleng, sehingga kedepan dengan adanya Bandara seluruh sektor ekonomi kabupaten dapat tumbuh dan berkembang, termasuk Kampung Bandeng dan Agrowisata,” ungkap Putu Agus Suradnyana.

Kampung Bandeng dan Agrowisata bersinergi dengan potensi yang dimiliki Desa Sanggalangit. Sehingga,selain budidaya dan pengolahan bandeng terdapat pula industri agro (pertanian) seperti produksi jambu kristal, jeruk serta anggur dan juga produsen anggur berkelas dunia Hatten Wine. Selain itu juga terdapat wisata keluarga berupa kolam renang dan Hotel/Vila Buana Ecofarm yang menawarkan akomodasi yang menarik, serta RM Kenanga yang merupakan lokasi transit dari ribuan pengunjung yang melewati bali utara. Hal tersebut menjadikan potensi pengembangan Kawasan bandeng dan agrowisata ini kedepan akan menjanjikan, selain dari kunjungan domestik juga mancanegara.

Hadir dalam persemian Kampung Bandeng dan Agrowisata, Kepala BBRBLPP (diwakili Kabid Tata Operasional) Bersama eselon 3 dan 4 serta Jajaran SKPD Kabupaten dan DPRD Buleleng, Camat Gerokgak, para Perbekel se Kecamatan Gerokgak, Ketua dan anggota Perhimpunan Pembudidaya Perikanan Pantai/P4B, serta tokoh masyarakat, pembudidaya, peneliti, penyuluh, guru, dan undangan lainnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author