KKP Siap Salurkan Pupuk Bersubsidi Perikanan Awal 2026, Produktivitas Tambak Ditargetkan Naik

TechnologyIndonesia.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan penyaluran pupuk bersubsidi sektor perikanan mulai berjalan pada awal tahun 2026. Kebijakan ini diharapkan mampu mendongkrak produktivitas pembudidaya ikan, khususnya yang masih menggunakan teknologi sederhana.

Program pupuk bersubsidi ini dirancang untuk mendukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia, terutama dalam mendorong swasembada pangan, pemerataan ekonomi, serta pengentasan kemiskinan melalui penguatan perikanan budidaya yang berkelanjutan.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu menyebut penyaluran pupuk bersubsidi sektor perikanan merupakan momentum penting setelah hampir empat tahun pembudidaya ikan tidak memiliki akses terhadap pupuk subsidi.

“Kami ingin memastikan pembudidaya bisa mendapatkan pupuk sesual target di awal tahun agar siklus produksi tidak terganggu,” ujar Dirjen Tb Haeru Rahayu saat melakukan sosialisasi dan simulasi penyaluran pupuk bersubsidi sektor perikanan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (21/12/2025).

“Pupuk ini menentukan keberhasilan budidaya, terutama pada tambak berteknologi sederhana yang mengandalkan pakan alami berupa plankton,” imbuhnya.

Menurut Tebe, dalam sistem budidaya berteknologi sederhana, pupuk berperan penting untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami ikan. Tanpa pemupukan, pertumbuhan ikan tidak optimal dan berpotensi menurunkan hasil panen.

“Kami melihat langsung di lapangan, jika tidak dipupuk, pertumbuhan ikan tidak maksimal. Ini adalah realitas yang dihadapi pembudidaya,” jelas Tebe, panggilan akrab Dirjen Tb Haeru Rahayu.

Tebe menjelaskan bahwa simulasi penyaluran pupuk bersubsidi di Lamongan menunjukkan proses yang relatif cepat, dengan waktu transaksi hanya sekitar tiga hingga empat menit. Meski demikian, terdapat sejumlah titik kritis yang perlu menjadi perhatian bersama, seperti ketersediaan jaringan internet di kios serta kelengkapan data pembudidaya dalam sistem.

“Kalau infrastrukturnya sudah siap, tetapi pembudidayanya belum terdata, maka dukungan pemerintah daerah menjadi kunci agar program pupuk bersubsidi sektor perikanan dapat berjalan optimal. Karena itu, kami mendorong pemerintah daerah segera mengupdate data pembudidaya yang berhak menerima pupuk subsidi,” tegas Tebe.

Pendistribusian di Awal 2026

Saat ini, alokasi pupuk bersubsidi sektor perikanan Tahun Anggaran 2026 telah ditetapkan sebesar 295.686 ton. Pengawasan dan penyaluran pupuk dilakukan melalui sistem digital Rencana Penyediaan dan Penyaluran Subsidi Pupuk (e-RPSP) yang dikembangkan KKP.

Sistem ini telah terintegrasi dengan aplikasi iPubers milik PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), sehingga proses penebusan pupuk di kios berlangsung transparan, akuntabel, dan tepat sasaran.

Dari sisi kesiapan distribusi, Direktur Supply Chain Pupuk Indonesia, Robby Setiabudi Madjid menyatakan bahwa produksi dan pendistribusian pupuk untuk sektor perikanan telah disiapkan.

“Awal tahun 2026, pupuk bersubsidi sektor perikanan akan tersedia di kios-kios terdaftar dengan jenis Urea, SP-36, dan pupuk organik sesuai rekomendasi. Kami memastikan kesiapan dari sisi produksi, distribusi, dan ketepatan waktu,” ujarnya.

Robby menambahkan, perluasan pupuk bersubsidi ke sektor perikanan merupakan wujud kehadiran negara dalam menjawab kebutuhan pembudidaya ikan. “Pupuk Indonesia siap mendukung penuh agar penyaluran berjalan lancar dan tepat sasaran, sebagaimana yang telah berjalan di sektor pertanian,” kata Robby.

Pendorong Produktivitas

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi menilai kebijakan pupuk bersubsidi sektor perikanan menjadi salah satu kunci peningkatan produksi dan penguatan ekonomi daerah. Menurutnya, Lamongan merupakan salah satu sentra perikanan nasional yang sangat bergantung pada keberlanjutan usaha tambak.

“Subsidi pupuk sektor perikanan akan sangat membantu pembudidaya di daerah kami dan mendukung swasembada pangan nasional sesuai visi Presiden,” ujar Yuhronur Efendi.

Dukungan juga disampaikan pembudidaya ikan setempat. Salah seorang petambak bandeng di Lamongan, Iskandar mengatakan pupuk merupakan faktor penentu keberhasilan usaha budidaya, terutama pada tambak berteknologi sederhana yang mengandalkan plankton sebagai sumber pakan alami.

“Kalau tidak dipupuk, ikan tidak bisa besar. Beberapa tahun terakhir, ada petambak yang gagal. Dengan adanya pupuk bersubsidi, kami berharap usaha tambak budidayanya selalu berkelanjutan,” ungkap Iskandar.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author