BRSDM Gandeng Kemlu dan NAM CSSTC Latih Perikanan Berkelanjutan Bagi 24 Negara

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sektor kelautan dan perikanan memiliki peranan penting sebagai salah satu jawaban mengatasi isu food security dan sustainable consumption. Untuk itu, kegiatan-kegiatan transfer informasi perlu dilakukan, khususnya diantara negara anggota Kerja Sama Selatan Selatan (KSS). Dalam semangat inilah, Indonesia terpanggil untuk berbagi pengalaman dengan negara-negara berkembang lainnya.

Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Maman Hermawan mengatakan hal ini pada International Workshop on Fisheries for Asia Pasific Countries dan International Workshop on Aquaculture for African Countries di Banyuwangi pada Senin (16/7/2018). Workshop internasional Kerja Sama Selatan Selatan bagi negara negara Asia, Pasifik dan Afrika ini dilaksanakan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) bersinergi dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC).

“Sejak 2009, kami memberikan prioritas untuk melaksanakan program peningkatan kapasitas dalam skema Kerja Sama Selatan Selatan sebagai bagian dari komitmen kita turut aktif dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia negara – negara sahabat, utamanya untuk mempromosikan praktik perikanan berkelanjutan dan bertanggungjawab,” tegas Maman.

Peserta workshop yang berlangsung pada 16 – 21 Juli 2018 ini terdiri dari berbagai negara, yakni Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Bangladesh, Comoros, Guinea, Kenya, Kep. Solomon, Kiribati, Lesotho, Libya, Nauru, Madagaskar, Maroko, Mauritania, Papua Nugini, Rep. Demokratik Kongo, Seychelles, Sudan, Thailand, Tunisia, Tuvalu, Uganda dan Zambia. Workshop secara resmi dibuka bersama oleh Sekretaris BRSDM mewakili Kepala BRSDM, Duta Besar Diar Nurbintoro di Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta Direktur Kerja Sama Teknik Kemenlu Muhammad Syarif Alatas.

“Melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan dapat mempelajari dan meningkatkan kapasitasnya, sekaligus dapat menyampaikan kembali pengetahuan yang didapat sekembalinya ke negara masing – masing, sekaligus mempromosikan kekayaan sektor kelautan dan perikanan Indonesia melalui people to people contact,” papar Maman.

Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Diar Nurbintoro menyampaikan bahwa Kerja Sama Selatan Selatan memiliki peran penting bagi kerja sama dan meningkatkan hubungan bilateral dengan sesama negara berkembang. Selain itu KSS juga merupakan implementasi komitmen Pemerintah Indonesia terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya ketahanan pangan melalui sektor perikanan.

Selama workshop, peserta dilatih dengan materi unggulan diantaranya pembuatan alat tangkap ramah lingkungan, praktik pembuatan Keramba Jaring Apung (KJA) sederhana untuk budidaya berkelanjutan, serta added value pada pengolahan hasil perikanan. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat memahami penangkapan ikan ramah lingkungan demi menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan di negara masing – masing dan mempromosikan kekayaan sektor kelautan dan perikanan; sekaligus sektor pariwisata Kota Banyuwangi kepada 28 peserta dari 24 negara Asia Pasifik dan Afrika.

Program unggulan KSS bidang kelautan dan perikanan di Indonesia dilaksanakan dengan sinergi KKP dan Kemlu, yang memiliki kapasitas memadai dan dapat dijadikan rujukan oleh negara lain dalam hal pengembangan dan pemanfaatan kelautan dan perikanan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author