Balitbang KP Kembangkan Pakan Mandiri

Ketersediaan pakan ikan dengan harga terjangkau dan memenuhi kriteria SNI (Standar Nasional Indonesia) sangat mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) melalui program IPTEKMAS (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Masyarakat) dan KIMBis (Klinik IPTEK Mina Bisnis) terus berupaya mengembangkan program pakan mandiri.

Program IPTEKMAS dan KIMBis yang dirintis Balitbang KP sejak 2011 berhasil mengembangkan model kewirausahaan pakan ikan mandiri yang dikelola oleh Koperasi “Desa Mina” Kabupaten Gunungkidul, Jawa Tengah.

“Pakan ikan mandiri menjadi pengungkit keberhasilan pengembangan perikanan budidaya dan mampu menekan biaya operasional sebesar 25-35%,” ungkap Kepala Balitbang KP, Achmad Poernomo, Jumat (20/2).

Pabrik pakan ikan mandiri dikelola oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok dan didukung formulator sehingga kualitas produksi pakan ikan memenuhi standar SNI.

Pabrik pakan dibangun di sentra pengembangan perikanan budidaya sehingga mudah diakses oleh pembudidaya ikan dan masyarakat setempat. “Harga jual pakan menjadi lebih murah dari pakan komersial, berkisar Rp. 6.500 – 7.000/kg,” jelas Achmad.

Menurutnya, kebutuhan pakan komersial tumbuh 12-15% per tahun. Jika peran pakan ikan mandiri mengambil share 5 -10% dari total kebutuhan pakan ikan, akan banyak menghemat biaya produksi.

Sistem kelembagaan pakan ikan mandiri dikembangkan dengan spesialisasi subsistem yaitu subsistem pabrik pakan, bahan baku, pasar, dan pengembangan jaringan, sehingga mampu berkembang dan mempunyai skala keekonomian yang memadai.

“Spesialisasi akan merangsang tumbuhnya inovasi teknologi, sehingga usaha semakin efisien dan mampu bersaing serta menghasilkan keuntungan,” lanjutnya.

Pengembangan pabrik pakan mandiri di Gunungkidul dilakukan melalui pendaftaran produksi pakan agar bisa dipasarkan lebih luas. Untuk meningkatkan manajemen usaha dibentuk dibentuk koperasi perikanan “Desa Mina”.

“Untuk pengadaan bahan baku dibentuk jaringan KIMBis di Kabupaten Pacitan, Wonogiri, Tegal dan beberapa daerah lainnya. Jaringan pasar juga diperluas melalui KIMBis,” ungkap Achmad.

Model kewirausahaan pakan ikan mandiri dapat menjadi contoh pengembangan perikanan di lokasi-lokasi yang memilki karakteristik serupa. Keunggulan model ini adalah kemampuannya memberikan multiplier effect pembangunan perikanan, kemandirian pakan serta mengurangi ketergantungan pada pakan ikan komersial.

Multiplier effect ini ditandai dengan perkembangan usaha-usaha turunan atau usaha yang mendukung pengembangan perikanan dari industri hulu dan industri hilir,” pungkas Achmad Poernomo.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author