WeRise, Bantu Peneliti Pantau Performa Padi di Lahan Area Tadah Hujan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – WeRise (Weather-rice-nutrient Integrated Decision Support System) merupakan suatu aplikasi berbasis crop modelling untuk membantu pengguna membuat keputusan berdasarkan prediksi keadaan lingkungan, teknik budidaya, dan performa varietas di lahan tadah hujan.

Sejak 2017, proyek ini dikembangkan oleh IRRI-Japan Collaborative Research Project (IJCRP) dan serta beberapa negara mitra, salah satunya Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian Padi (BB Padi) menjadi mitra pengembangan, termasuk dengan kontribusi dalam proses karakterisasi dan validasi data.

WeRise dirancang untuk membantu petani padi, khususnya di area tadah hujan, merencanakan dan memprediksi pertanaman melalui informasi cuaca dan anjuran tanam. Dari informasi ini, petani dapat mengambil keputusan tentang waktu terbaik untuk menanam, varietas yang cocok, teknik dan praktek budidaya yang tepat pada kondisi cuaca tertentu. Aplikasi ini diharapkan bisa memberi pertimbangan sebelum pengguna (petani) mengambil keputusan untuk memulai tanam.

WeRise yang diwadahi oleh CCADS-RR (Climate Change Adaptation through development of a Decision Support tool to Guide Rainfed Rice Production) Project, akan berakhir pada tahun ini. Untuk keberlanjutan pemanfaatan instrumen ini, IRRI akan menyerahkan kepada negara mitra dengan harapan akan lebih dikembangkan dan diperkaya.

Plt. Kepala BB Padi Dr. Priatna Sasmita mengatakan bahwa Balitbangtan sangat mendukung pengembangan WeRise diteruskan di masa yang akan datang. “Partisipasi peneliti dari berbagai institusi sangat diperlukan agar keberlangsungan proyek bisa meluas ke provinsi lain untuk mencakup lebih banyak wilayah sawah tadah hujan di Indonesia,” ujarnya, Senin (16/11/2020).

Untuk memastikan keberlanjutan pengembangan WeRise, BB Padi melaksanakan ‘Training on development, operation, and maintenance of WeRise’ selama sepekan di Sukamandi. Pelatihan diadakan agar peserta bisa mengoperasikan, mengintegrasikan dan mengembangkan lebih luas lagi. Dengan pelatihan ini, diharapkan rencana penelitian dan pengembangan WeRise ke depan dapat diperluas ke daerah tadah hujan lain di Indonesia.

Prof. Dr. Hasil Sembiring, selaku perwakilan International Rice Research Institute (IRRI) untuk Indonesia juga mengingatkan agar para peneliti terus mendorong penggunaan dan penyebaran WeRise di beberapa wilayah tadah hujan di Indonesia serta mendorong pemanfaatannya pada program-program pemerintah seperti Perluasan Area Tanam Baru (PATB). Ia mengajak para peserta Pelatihan untuk mulai memikirkan pengembangan WeRise agar evolusi teknologi yang cepat menjadi lebih efektif.

Peneliti BB Padi, Nurwulan Agustiani berharap ke depan WeRise bisa menjadi sistem pendukung untuk memperkuat Katam yang sudah ada untuk lahan sawah irigasi.

Pemimpin proyek dari Japan International Research Center for Agricultural Science (JIRCAS) Dr. Keiichi Hayashi berharap para peserta pelatihan bisa mengembangkan WeRise di area sawah tadah hujan di Indonesia sebagai percontohan pengembangan WeRise untuk negara mitra lainnya.

Pelatihan yang dikhususkan untuk peneliti ini diikuti oleh peserta BB Padi, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat)-Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) dan lima Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat. (Sumber Balitbangtan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author