Cianjur, Technology-Indonesia.com – Impatiens atau lebih dikenal dengan sebutan pacar air merupakan tanaman hias sekaligus tanaman herbal yang diminati oleh pasar internasional. Sejak 10 tahun terakhir, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah bekerjasama dengan Sakata Seed Corporation Japan dalam pengembangan produk tanaman Impatiens ini.
Sakata Seed Corporation sebuah perusahaan benih asal Jepang saat ini sudah berkolaborasi dengan Balitbangtan dalam menghasilkan produk Impatiens yang memiliki bentuk bunga besar dan banyak serta toleran terhadap cuaca kering.
Tanaman pacar air merupakan tanaman yang banyak terdapat di Indonesia bahkan cenderung tidak termanfaatkan, hanya tampilan tanaman lokal ini kurang begitu baik. Sementara, Jepang memiliki sumber daya genetik Impatiens yang memiliki karakter sangat bagus, bentuk bunga besar dengan jumlah banyak (rimbun) serta memiliki warna yang menarik.
Namun, produk Impatiens yang dimiliki Jepang mempunyai kelemahan yaitu tidak tahan terhadap cuaca kering. Sementara Indonesia kaya akan sumber daya genetik dan memiliki spesies-spesies yang mempunyai gen ketahanan terhadap kekeringan dan tahan panas.
Peneliti Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Prof. Dr. Budi Marwoto mengatakan kita memiliki varietas lokal Impatiens tahan panas dan kering yang tumbuh di pegunungan-pegunungan di Indonesia. Varietas tersebut kemudian disilangkan dengan Impatiens dari Sakata Seed yang bunganya bagus dan besar-besar.
“Akhirnya kita dapatkan varietas Impatiens yang betul-betul tahan kering, tahan panas, serta bentuk dan warna bunga yang menarik. Varietas tersebut dipasarkan dan diterima pasar Eropa. Sebelumnya, produsen Impatiens yang terkenal dan merajai dunia dari Israel, tetapi sejak Sakata menghasilkan varietas ini, pasar pun bergeser dikuasai Sakata,” ungkap Budi saat Ekspose Inovasi Tanaman Hias di Balithi, Cianjur, pada Kamis (12/11/2020).
Untuk menandai kerjasama antara Balitbangtan dan Sakata Seed Corporation Japan, terangnya, dalam setiap kemasan varietas tersebut diberi lambang Agroinovasi dan Kementerian Pertanian. Dari kerjasama tersebut, setiap tahun Balitbangtan mendapat royalti kerjasama minimal 800 juta rupiah. “Sekarang sudah tahun kelima, kami dapat royalti sekitar 6 miliar Rupiah,” ungkapnya.
Selain diterima di pasar Eropa, tanaman Impatiens tersebut mendapat penghargaan sebagai tanaman dengan penampilan terbaik (bintang 8) di Italia dan Belanda.
Saat ini, pihaknya sudah menghasilkan 7 varietas baru Impatiens dan dua varietas diantaranya sudah dilepas dan dikembangkan oleh mitra Balitbangtan yaitu PT Bina Usaha Floral. Pasar domestik untuk Impatiens juga mulai terbuka. Salah satu daerah yang melirik pengembangan Impatiens adalah Jawa Tengah untuk Taman Agrowisata Bandungan di Semarang.
Diharapkan dengan terbukanya peluang pasar dunia terhadap produk Impatiens ini dapat semakin meningkatkan kinerja Balitbangtan khususnya pada pengembangan-pengembangan teknologi di bidang pertanian yang pada akhirnya dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Varietas Impatiens Hasil Kerjasama Balitbangtan dan Sakata Jepang Tembus Pasar Dunia
