Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan produksi padi dalam negeri sekaligus membuka peluang ekspor, dan mendukung swasembada beras. Berbagai inovasi telah dihasilkan seperti teknologi budidaya hingga varietas unggul terbaik untuk meningkatkan produksi bahan pangan. Salah satunya, varietas padi hibrida yang berhasil lulus sidang pelepasan varietas.
Pemulia Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Satoto mengungkapkan, padi hibrida terus dikembangkan di Indonesia karena semakin hari semakin banyak diminati dan dicari petani. Sebab, padi hibrida cocok ditanam di negara tropis seperti Indonesia. Hasil panennya juga lebih banyak dibandingkan dengan jenis padi unggul lain, serta bisa hidup di semua lahan, baik kering maupun basah.
“Produksi padi hibrida relatif tinggi karena merupakan produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat maka hibrida turunannya akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi dari kedua tetua tersebut,” terang Satoto yang sekaligus sebagai pemulia padi hibrida BB Padi.
Hingga tahun 2018 jumlah varietas unggul hibrida yang telah dilepas Kementan sebanyak 19 varietas. Pada awal tahun 2019 berhasil diusulkan 2 varietas unggul hibrida dan lulus sidang pelepasan varietas yang digelar di Hotel Salak, Bogor (23/1/2019).
Kepala BB Padi Priatna Sasmita dalam keterangan terpisah menjelaskan bahwa 2 varietas yang lulus sidang pelepasan tahun ini merupakan penantian panjang selama 5 tahun terakhir.
“Terakhir pelepasan varietas hibrida tahun 2013 adalah Hipa 18, Hipa 19. Pada tahun ini telah lulus sidang pelepasan dua varietas unggul hibrida baru yang dinamai Hipa Arize 26 dan Hipa 21. Tentunya ini merupakan perjalanan panjang dalam kurun waktu 2013 – 2019,” jelasnya.
Lebih lanjut pihaknya berharap varietas padi hibrida ke depan dapat berkontribusi nyata dalam peningkatan produksi padi nasional melalui peningkatan produktivitas terhadap sebagian luas tanam padi di Indonesia.
“Kedua varietas tersebut unggul dari segi produksi benih, potensi hasil dan telah melalui perbaikan khususnya ketahanan hama dan penyakit. Selain itu, varietas tersebut mudah produksi benihnya sehingga diharapkan potensial untuk dikembangkan dan menjadi peluang bagi pemerintah dan swasta Indonesia untuk bermitra dengan lembaga penelitian untuk mencapai solusi yang dapat diterima oleh semua pihak,” tambahnya.
Hipa Arize 86, merupakan rakitan yang sumber tetuanya berasal dari BB Padi. Hipa Arize 86 memiliki umur 115 hari setelah sebar (hss), hasil rata-rata gabah kering giling (GKG) 9,54 ton/ha dengan potensi hasil 12,08 ton/ha. Varietas ini bereaksi agak tahan wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri (HDB) patotipe III, IV, dan VIII terutama pada fase vegetatif, serta bereaksi agak tahan terhadap penyakit Blas ras 073.
Potensi produksi benih F1 yang dapat dihasilkan sebanyak 2,72 ton/ha. Hibrida ini memiliki mutu beras yang baik dengan tipe nasi pulen. Hibrida ini akan dilisensi oleh PT Bayer Indonesia untuk dikembangkan bersama menjadi varietas hibrida unggul nasional.
Sementara untuk Hipa 21, memiliki umur 113 hss, hasil rata-rata GKG 8,99 ton/ha dengan potensi hasil 11,11 ton/ha. Hibrida ini bereaksi agak tahan wereng coklat biotipe 1, memiliki ketahanan terhadap penyakit HDB terutama patotipe III pada fase vegetatif, serta bereaksi agak tahan terhadap penyakit Blas ras 073. Potensi produksi benih F1 yang dapat dihasilkan adalah 2,94 ton/ha. Hibrida ini memiliki mutu beras yang baik dengan tipe nasi pulen.
Produksi benih F1 dari 1,2 ton ke 2,94 ton adalah lompatan sangat besar yang dapat dicapai kurun waktu 6 tahun. Hasil benih hibrida yang tinggi akan berimplikasi pada harga benih lebih murah sehingga terjangkau oleh petani yang akhirnya akan dapat meningkatkan adopsi varietas padi hibrida.
Kebahagiaan terbesar dari seorang pemulia tanaman adalah ketika varietas yang berhasil dirakit dapat dimanfaatkan orang banyak dan berharap dapat menjadi bagian dalam peningkatan produktivitas dan pendapatan bagi petani Indonesia. Suharna/Yuni Widyastuti