Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) telah mencanangkan Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian lahan pertanian rawa. Program SERASI merupakan perpanjangan dari kegiatan Hari Pangan Sedunia yang dilaksanakan pada 2018 di Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Selain meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas pertanaman padi, sasaran program ini juga untuk pengembangan usaha (korporasi petani). Saat ini, Kementan sedang fokus menggarap ratusan ribu hektare (ha) lahan rawa yang tersebar di dua provinsi yaitu Kalsel dan Sumatera Selatan (Sumsel). Garapan pada kegiatan SERASI ini masuk pada rencana jangka panjang program Kementan dengan luas pengembangannya adalah 500 ribu hektare, yang menyebar di Provinsi Sumsel seluas 250.000 ha dan Provinsi Kalsel seluas 250.000 ha.
Di wilayah Kalsel, Program SERASI dilaksanakan di Kabupaten Tapin seluas 35.000 ha, Kabupaten Hulu Sungai seluas Utara 20.000 hektar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan seluas 30.000 ha, Kabupaten Tanah Laut seluas 30.000 ha, Kabupaten Banjar seluas 35.000 ha, dan Kabupaten Barito Kuala seluas 100.000 ha.
Pada berbagai kesempatan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Fadjry Djufry, mengatakan bahwa Balitbangtan terus berupaya mewujudkan swasembada pangan di Indonesia dan meningkatan kesejahteraan petani melalui dukungan teknologi, termasuk teknologi untuk Program SERASI. Upaya ini sesuai dengan program Balitbangtan untuk percepatan hilirisasi teknologi-teknologi Litbang agar berdampak langsung untuk bisa menyukseskan program Kementan. Balitbangtan juga mengembangkan Demfarm Jejangkit sebagai percontohan teknologi litbang untuk SERASI
Penjelasan Ir. Hendri Sosiawan, CESA, selaku penanggung jawab teknis lapang demfarm cukup memberikan gambaran kontribusi demfarm sebagai show window teknologi. Demfarm SERASI yang dilakukan di Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, menyediakan semua teknologi teknologi ungggulan Balitbangtan untuk pengelolaan lahan rawa sebagai usaha pertanian produktif dan menguntungkan. Hal ini cukup beralasan karena tanpa penerapan teknologi, produktivitas yang dihasilkan tidak maksimal dan daya saing juga lemah.
Teknologi RAISA
Salah satu paket teknologi yang ditunjukan di Demfarm Jejangkit adalah teknologi budidaya padi “RAISA” yang dintegrasikan dengan budidaya ikan. Implementasi strategi integrasi komoditas dan teknologi unggulannya tidak dipungkiri akan mampu mendongkrak pendapatan petani sekaligus menunjang diversifikasi pangan melalui optimasi lahan rawa.
Mengomentari integrasi ini, Dr. Husnain selaku Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan memandang bahwa fenomena overfishing akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mengakibatkan semakin sulitnya ikan air laut didapatkan. Di sisi lain perlu peningkatan produksi budidaya ikan air tawar sebagai subtitusi ikan laut dan salah satunya melalui pemanfaatan rawa untuk budidaya ikan.
Nurwulan Agustina, selaku Penanggung jawab Demfarm Budidaya Padi mengatakan bahwa RAISA merupakan paket teknologi terbaharui hasil inovasi Balitbangtan spesifik ekosistem lahan rawa untuk peningkatan hasil, dengan tetap memperhatikan keberlanjutan dari kondisi kualitas lahan di masa yang akan datang. Aspek keberlanjutan adalah fokus RAISA di samping produksi yang meningkat.
Teknologi RAISA merupakan rangkai komponen teknologi yang pada prinsipnya mengambil dari Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi rawa meliputi: varietas unggul baru, pengelolaan air, aplikasi hara/pupuk berdasarkan PUTR, penggunaan pupuk hayati dan pembenah tanah, pengendalian hama dan penyakit terpadu serta mekanisasi. Namun demikian komponennya menjadi aktual, karena menggunakan hasil inovasi Balitbangtan terkini untuk pengelolaan dan sistem produksi padinya.
RAISA ini dikategorikan teknologi intensif karena mampu mendorong peningkatan hasil dan peluang peningkatan indeks pertanaman dari 1 menjadi 2 atau 3 kali dalam satu tahun
Terkait budidaya ikan di lahan rawa, tantangan mendasar adalah bagaimana memperbaiki kualitas air yang sangat masam. Pendekatan biologis yang dicontohkan di demfarm Jejangkit adalah dengan memanfaatkan secara optimal ikan lokal yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan tersebut dan melakukan introduksi ikan-ikan dari luar yang tahan terhadap kondisi air rawa.
Teknologi budidaya padi RAISA yang terintegrasi dengan Budidaya Ikan adaftif adalah salah satu dari teknologi yang dicontohkan di Demfarm Jejangkit dan ditawarkan sebagai jawaban atas tantangan peningkatan produksi dan pendapatan petani. Inilah SERASI. (Wahida Annisa/Yiyi Sulaeman)