Hasil Riset Perguruan Tinggi Tidak Menarik Kalangan Industri

Kerjasama riset antar perguruan tinggi dan industri dalam pengembangan hasil riset masih kurang. Banyak temuan riset dari universitas tidak bisa ditindak lanjuti. Sebagian besar industri di Indonesia terus bergantung pada teknologi negara lain.

Kata sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi Hari Purwanto, Rabu (4/12), di Bandung di lansir Kompas, mengatakan, Memang ada problem dalam kesinambungan hasil riset dari Universitas. Sebagian besar hasil penelitian justru masuk ke “lembah kematian” dan tak bisa diterapkan.

Kalangan Universitas dan industry, kata Hari, punya paradigm berbeda mengenai penelitian. Kebanyakan akademisi masih memandang riset murni untuk menemukan pengetahuan baru. Di sisi lain, perusahaan selalu menganggap riset sebagai bagiabn dari pengembangan produk untuk memperbesar keuntungan mereka.

Akibat perbedaan itu, hasil riset dari akademi sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan industri. “Kalangan industri menganggap hasil riset perguruan tinggi tidak menarik karena tidak sesuai dengan kepentingan mereka,” ujar Hari.

Teknologi asing

Tidak terkoneksinya riset perguruan tinggi dengan indutri mengakibatkan banyak perusahaan mengadopsi teknologi dari negara lain. Berdasarkan data Kementerian Riset dan Teknologi, 58 persen teknologi yang dipakai perusahaan indionesia masih berasal dari negara lain, terutama Jepang, China, dan Jerman. Hanya 31 persen teknologi yang merupakan produk dalam negeri.

Untuk mengatasi itu, kata Hari, kalangan peneliti di universitas perlu merubah paradigm mengenai riset. Penelitian tidak lagi ditujukan sebatas menggali pengetahuan baru, tetapi juga berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan industry.

Hari menambahkan, kurangya sinergi juga mendorong sejumlah perusahaan memilih mendirikan lembaga pendidikan dan riset. Dengan memiliki lembaga pendidikan, mereka berharap bisa mendapatkan hasil riset sesuai kebutuhan. “Pendirian lembaga pendidikan dan riset oleh industry harus dipandang sebagai mempercepat aplikasi teknologi menjadi produk nyata. Setiap tahun banyak permintaan hak paten dari perusahaan,” ujar Hari.

Salah satu perusahaan yang sudah mendirikan universitas adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk. Pertengahan tahun ini, Telkom menggabungkan empat lembaga pendidikan yang dikelola menjadi Telkom University. Albarsah

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author