Teknologi Proliga Siap Angkat Produktivitas Bawang Putih di Bali

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Bawang putih merupakan salah satu komoditas sayuran strategis dari sekian banyak komoditas hortikultura. Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan swasembada bawang putih pada tahun 2024 melalui kebijakan wajib tanam dan alokasi anggaran APBN.

Untuk pemenuhan swasembada bawang putih tersebut, Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) pada tahun anggaran 2021 menggelar Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) bawang putih di beberapa sentra pengembangan di Indonesia. Salah satunya di Kecamatan Baturiti dan Penebel Kabupaten Tabanan, Bali.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Kapuslitbang Horti) Balitbangtan Taufiq Ratule menyampaikan bahwa Kegiatan RPIK di lokasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan bawang putih dengan ukuran umbi besar dan produktivitasnya tinggi dengan penerapkan teknologi Produksi Lipat Ganda (Proliga).

Kegiatan RPIK yang dilaksanakan selain untuk menghasilkan bawang putih dengan umbi besar juga akan melakukan ekplorasi terhadap varietas-varietas lokal. Hal ini menurutnya kemungkinan ada varietas lokal yang sebenarnya unggul namun produktivitasnya masih rendah karena belum tersentuh teknologi.

“Kita akan kembangkan varietas lokal ini dengan sentuhan teknologi Proliga. Di daerah lain, teknologi Proliga bawang putih bisa menghasilkan provitas 23 ton per hektare,” ungkap Taufiq dalam acara tanam bersama bawang putih di lokasi demplot RPIK tepatnya di Banjar Batusesa, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan pada Jumat (4/6/2021),

Acara tanam tersebut dihadiri anggota komisi IV DPR RI, Asisten II Kabupaten Tabanan, Kepala Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Kepala BPSB-TPH Provinsi Bali, Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, Kepala BPTP Bali dan jajarannya, penyuluh dan POPT Kecamatan Baturiti serta petani.

Anggota Komisi IV DPR RI, I Made Urip menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan bawang putih di Bali. Menurutnya, disaat pandemi, salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan adalah pertanian, bahkan Nilai Tukar Petani sekarang ini meningkat.

“Saya selaku Komisi IV DPR RI akan memberi dukungan baik dari segi politis maupun dari segi penyiapan anggaran untuk kegiatan pengembangan komoditas pertanian di Bali,” ujarnya.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali I Made Rai Yasa melaporkan bahwa lokasi yang dipilih untuk RPIK bawang putih saat ini memang lokasi yang ideal. Dengan ketinggian 1.000 mdpl cocok untuk pengembangan bawang putih dan didukung oleh masyarakatnya yang sudah terbiasa mengembangkan bawang putih.

Rai Yasa juga menyampaikan dukungan dan kesiapan BPTP Bali mendampingi kegiatan pengembangan bawang putih di Bali. Menurutnya selama ini memang Bali kekurangan 6.500 ton bawang putih untuk memenuhi permintaan pasar dalam setahun. Hal itu karena, luas tanam bawang putih terus menurun dan produktivitasnya masih rendah.

“Saat ini produktivitas bawang putih di Bali sebesar 14 ton per tahun. Dengan adanya teknologi ini harapan kami paling tidak nantinya produktivitas bawang putih di Bali bisa mencapai paling tidak 20 ton per tahun,” ungkapnya

Rai Yasa menambahkan dengan meningkatkan produktivitas nantinya pendapatan petani juga akan meningkat. Selain itu masalah pemasaran untuk bawang putih kemungkinan tidak sulit

“Potensi pasar bawang putih di Bali cukup besar, apalagi didukung oleh kebijakan Bapak Gubenur Bali dalam bentuk perda untuk menyerap produk-produk lokal di Bali,” jelasnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Nyoman Budana menyatakan dukungannya terhadap program RPIK Bawang Putih di Tabanan.

Ia mengungkapkan bahwa pada tahun delapan puluhan Kabupaten Tabanan merupakan penghasil bawang putih. Namun, untuk sementara ini petani lebih memilih mengembangkan sayuran lainnya dan pengembangan bawang putih mulai ditinggalkan petani. Sementara, kebutuhan akan bawang putih semakin meningkat.

“Dengan adanya kegiatan RPIK ini kami harapkan dukungan dari pemerintah pusat untuk pengembangan bawang putih di Tabanan terus berlanjut,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author