TBS dan LTBS, Jurus Atasi Serangan Tikus dari Berbagai Penjuru

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Lahan rawa di area pertanaman program Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah sangat potensial untuk menghasilkan padi. Namun ada beberapa kendala dalam pertanaman padi yang mereka tanam seperti masalah tanah dan air dan ancaman serangan tikus cukup tinggi.

Untuk mengatasi ancaman serangan hama tikus tersebut, Kelompok Tani Karya Baru, Desa Belanti Siam rutin melakukan penanggulangan. Salah satunya dengan memasang pagar plastik. Dari 80 hektare (ha) lahan rawa yang dikelola, 80% dari luas lahan yang telah dipagar plastik di sekeliling sawah.

Langkah preventif petani kelompok tersebut patut diacungi jempol. Namun penerapan pengendalian yang telah dilakukan belum sempurna sehingga perlu diberikan pemahaman yang sesuai rekomendasi agar pengendalian tikusnya lebih efektif.

Dalam rangka memberi pemahaman yang tepat dalam pengendalian tikus, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menggelar bimbingan teknis kepada 30 petani dari Kelompok Tani Karya Baru, di areal pertanaman Blok B Sekunder 30, pada Jumat (2/7/2021). Tema Bimtek lebih menekankan teknik pengendalian dengan Trap Barrier System (TBS) dan Linier Trap Barrier System (LTBS).

Peneliti Hama Tikus, Rahmawati selaku narasumber mengajak seluruh petani/peserta untuk memahami konsep reproduksi tikus, konsep TBS dan LTBS dari mulai praktik sampai penerapanya. Penyampaian materi diawali dengan penjelasan tentang teknik pengendalian dini seperti pengendalian populasi tikus sejak awal tanam sampai pra tanam yang terintegrasi dengan komponen-komponen teknologi pengendalianya.

Selain pengendalian dini, menurut Rahma, yang juga tidak kalah penting adalah dalam skala luas, teknik pengendalian secara massal dan serentak sangat strategis dalam menurunkan populasi tikus. Berikutnya adalah pemahaman tentang pengendalian habitat tikus saat periode tertentu seperti pada periode sawah bera dan olah tanah.

Disebutkan, beberapa rekomendasi untuk meluruskan pemahaman petani tentang teknik pengendalian yang benar. adalah penggunaan/pemasangan TBS yang berfungsi menurunkan populasi tikus sejak tanam hingga panen. Satu unit TBS berukuran 25cm x 25 cm bisa melindungi 10 ha tanaman padi. Namun, jika ancaman serangan tikus terjadi pada stadium padi bunting hingga menjelang panen dapat memasang LTBS, selain kegiatan fumigasi sarang dan konservasi musuh alaminya.

LTBS berfungsi sebagai penangkal dan penjebak tikus sawah sejak mulai awal tanam hingga panen. LTBS bekerja dengan menghalangi tikus yang akan memasuki lahan pertanaman padi diarahkan masuk ke dalam bubu perangkap. Karena itu LTBS dapat diandalkan untuk mencegah serangan tikus sejak tanam hingga panen di lahan petani Karya Baru.

LTBS berupa bentangan pagar plastik setinggi 60 -70 cm. Bubu perangkap LTBS direkomendasikan dipasang setiap 20 m berselang-seling agar mampu menangkap tikus dari arah habitat dan sawah.

Masalah yang terjadi pada petani kelompok Karya Baru adalah minimnya informasi tentang teknis penerapan LTBS yang tepat, sehingga muncul kekeliruan dalam teknis pemasangan pagar plastik yang belum dilengkapi dengan perangkap bubu sehingga yang terjadi saat ini teknik pengendaliannya belum efektif.

Untuk itu, disarankan melakukan teknik pengendalian dengan cara pasang TBS dan LTBS secara tepat agar serangan hama tikus dari berbagai penjuru bisa diatasi. (Sumber BB Padi)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author