Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Bappeda dan Dinas Pertanian dan Pangan setempat serius menangani pengentasan stunting. Hal ini sejalan dengan amanat Presiden RI Joko Widodo yang meminta jajaran pemerintah baik di pusat dan daerah bersama-sama menangani permasalahan malnutrisi atau gizi buruk serius yang menyerang usia balita.
Sejak Agustus 2019, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta memberikan dukungan pendampingan Teknologi Budidaya Padi Inpari IR Nutri Zinc inovasi dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Inpari IR Nutri Zinc memiliki kandungan Zinc 34,51 ppm, lebih tinggi dibandingkan kandungan Zinc beras pada umumnya.
Balitbangtan melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB.Padi) sejak 2019 telah menghasilkan varietas Unggul Baru (VUB) Inpari IR Nutri Zinc yang diyakini menjadi solusi permanen bagi permasalahan stunting di Indonesia.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry di berbagai kesempatan menyatakan menjadi kewajiban UK/UPT Balitbangtan termasuk BPTP Seluruh Indonesia untuk memasifkan melalui diseminasi kepada petani. Termasuk, mengimplementasikan hasil-hasil riset Balitbangtan melalui penyiapan logistik benih.
Kepala BPTP Yogyakarta, Soeharsono menyatakan pendampingan teknologi budidaya padi Inpari IR Nutri Zinc di kabupaten Kulon Progo dimulai dari kegiatan demplot Budidaya padi Inpari IR Nutri Zinc di lahan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kalibawang. Koordinasi dan pendampingan dilakukan bersama koordinator BPP Kecamatan Kalibawang.
Tanaman Padi Inpari IR Nutri Zinc ditanam dengan sistem tanam Jajar Legowo 2:1 dan penggunaan pupuk organik 2 ton per hektare (ha), pupuk Ponska 300 kg/ha, dan pupuk urea 200 kg/ha. Teknologi pengairan basah kering dan pemasangan Linear Trap Barrier System (LTBS) diterapkan untuk mengantisipasi gangguan hama tikus sawah.
Panen pertama di BPP Kalibawang telah dilaksanakan pada akhir Desember 2019 dengan produktivitas padi 7,84 ton/ha GKG. Pada Januari 2020, dikembangkan lagi pada lahan seluas 12 hektare di 12 kecamatan se-kabupaten Kulon Progo. BPTP Yogyakarta juga telah menyampaikan 300 kg benih Inpari IR Nutri Zinc kelas FS dan SS dari Balitbangtan kepada Pemda Kabupaten Kulon Progo.
Pertanaman benih SS dikawal ketat oleh BPP (Kostratani) kecamatan terkait. Sementara pertanaman benih FS dilakukan oleh petani penangkar padi di masing-masing kapanewon yang ditunjuk dengan melibatkan pengawasan BPSB Provinsi Yogyakarta.
Hasil panen berupa benih selanjutnya dikembangkan lebih luas untuk memenuhi ketersediaan benih inpai IR Nutri Zinc. Sedangkan hasil panen berupa beras Inpari Nutri Zinc dibeli oleh Gapoktan dan Kostraling untuk didistribusikan oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial sebagai beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Pada Juli 2020, Bupati Kulon Progo, Sutedjo memimpin panen perdana pengembangan padi Inpari IR nutri Zinc di Kecamatan Wates, merepresentasikan panen-panen yang berhasil dilakukan di 12 kecamatan di kabupaten Kulon Progo. Rerata produktivitas padi inpari IR Nutri Zinc di 12 kecamatan bervariasi antara 6,5 – 7 ton GKG/ha.
Pada akhir Juli 2020, dilaksanakan perencanaan pengembangan inpari IR Nutri Zinc untuk pemenuhan beras BNPT. Berdasarkan kesepakatan oleh 21 Gapoktan lingkup Kulon Progo, pengembangan dilaksanakan seluas 200 hektare dimana 50 hektare diantaranya adalah merupakan sawah cetak baru.
Selain itu, telah dibentuk 21 Gapoktan atau kelompok tani sebagai seksi usaha pensuplai BPNT melalui e-warung yang didampingi ketat oleh BPP (Kostratani). Menurut Bupati Kulon Progo, pada 2020 telah disalurkan beras BPNT sebanyak 7,78 ton.
Panen perdana padi Inpari IR Nutri Zinc di lokasi cetak sawah baru seluas 8 hektare milik Kelompok Tani Bina Mandiri Sendangsari, Kecamatan Pengasih dilakukan pada 10 April 2021 dengan produktivitas 7,1 ton GKG/ha. Pada tahun 2021, Pemda Kabupaten Kulon Progo mentargetkan pengembangan inpari IR Nutri Zinc seluas 600 hektare dengan sumber dana APBD 300 hektare dan sumber dana APBN 300 hektare. (Sumber BBP2TP)