Sinergi BPTP dan Distan Pandeglang Sukses Wujudkan Panen Perdana Padi Gogo di Areal Baru

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Produksi padi gogo/padi ladang identik dengan produksi yang rendah, bahkan jauh lebih rendah dibandingkan dengan padi sawah. Namun tidak demikian dengan hasil panen para petani di Kabupaten Pandeglang, Banten.

Sebuah terobosan baru dilakukan oleh Kelompok Tani Haur Tutul yang berlokasi di Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang yang mampu menghasilkan padi gogo dengan produktivitas mencapai 7.3 ton/hektare (ha) GKP (gabah kering panen).

Aktivitas para petani di Desa Sukasari pada Rabu (08/04) bergeliat penuh semangat dengan senyum gembira yang terpancar. Pasalnya, hari itu adalah hari panen perdana padi gogo yang mereka tanam sejak 4 bulan lalu.

Sebuah demfarm budidaya padi gogo yang diprakarsai oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, telah mengubah lahan yang semula tidak produktif menjadi areal sentra produksi padi gogo dengan tingkat produktivitas tinggi.

Upaya yang dilakukan BPTP Banten ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Fadjry Jufri untuk melakukan hilirisasi produk teknologi hasil Badan Litbang Pertanian kepada para stakeholder.

“Petani harus merasakan manfaat dari teknologi yang kita hasilkan,” ucap Fadjry dalam sebuah Rakor Lingkup Balitbangtan di awal tahun di Bogor.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang H. Budi S. Januardi mengatakan luas demfarm tersebut awalnya hanya 9 ha. Namun secara swadaya para petani juga ikut menanam padi gogo seluas 4 ha, hingga total areal yang dipanen hari ini seluas 13 ha. “Areal ini merupakan Perluasan Areal Tanam Baru (PATB) yang baru pertama kali digunakan untuk padi gogo,” kata Budi.

“Wilayah ini (Desa Sukasari, Kecamatan Pulosari red) punya banyak kelebihan, sumberdaya alam yang indah dan potesial, serta kekuatan sosial masyarakatnya, manfaatkan potensi ini untuk kemajuan pertanian,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pertanian juga mengingatkan pentingnya physical distancing (menjaga jarak), rajin mencuci tangan dengan sabun serta menggunakan masker dalam beraktivitas sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Peneliti BPTP Banten hadir Dr. Andy Saryoko yang melakukan pendampingan terhadap pelaksanaan demfarm tersebut menerangkan, produksi tinggi yang mencapai 7,3 ton/ha ini dihasilkan dengan mengintegrasikan tiga komponen, yaitu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan teknologi budidaya.

Andy juga menjelaskan bahwa komponen teknologi budidaya padi gogo yang diterapkan pada demfarm ini antara lain: Pengolahan tanah sempurna dan penambahan ameliorant berupa kapur dan bahan pupuk kandang, serta perlakuan benih dan penggunaan pupuk hayati Agrimeth. Selanjutnya, penggunaan benih bermutu dan varietas unggul (Inpago 12, Inpago 10 dan Inpago 8), dan pengaturan populasi tanaman dengan jajar legowo 2:1 25 x 12.5 x 50 cm.

Selain itu, dilakukan pemupukan berimbang berdasarkan status hara tanah dengan cara, waktu dan dosis yang tepat; pengendalian hama dan penyakit secara terpadu; serta panen dan penanganan pasca panen yang tepat. Lebih lanjut disampaikan bahwa varietas yang adaptif di lokasi ini adalah Inpago 12 dilihat dari produktivitas yang tinggi dan ketahanannya terhadap penyakit blas.

Melalui aplikasi teknologi yang disebarkan Badan Litbang Pertanian, petani memberikan apresiasi dan rasa terima kasihnya. “Kami merasa sangat senang, melalui kegiatan ini kami selalu dibimbing hingga bisa panen padi seperti ini,” ucap salah seorang pemuda tani.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author