Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pepaya merupakan buah-buahan khas daerah tropis. Buah ini berasal dari Amerika Tengah, kemudian menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya. Produktivitas pepaya sangat dipengaruhi oleh faktor alam, termasuk gangguan hama dan penyakit tanaman.
Pada tahun 2018 banyak hamparan kebun papaya yang gagal panen akibat serangan penyakit dengan gejala yaitu mosaik menonjol pada daun, klorosis pada lamina daun, dan garis-garis seperti berminyak pada tangkai daun. Papaya ringspot virus (PRSV) merupakan penyebab penyakit bercak cincin dan pada serangan parah bercak menebal dan mengeras coklat serta buah tidak enak dimakan.
Gejala penyakit ini kemungkinan terinfeksi PSRV yang memiliki sinonim papaya distortion mosaic virus, papaya distortion ringspot virus, papaya leaf distortion virus mengakibatkan kehilangan hasil pada tanaman pepaya dan beberapa jenis Cucurbitaceae, sehingga menimbulkan kerugian bagi petani.
Cara Pengendalian PRSV dapat dilakukan dengan cara mengeradikasi tanaman sakit pada awal serangan, mengendalikan vektor kutu aphid untuk mengurangi penyebaran penyakit, tidak menggunakan bagian tanaman (tunas atau biji) sebagai bahan tanam.
Kemudian, mengeliminasi inang alternatif terutama kelompok Cucurbitaceae dan kacang-kacangan di sekitar kebun, penyemprotan dengan menggunakan pestida jika terdapat aphid berasosiasi di kebun pepaya, dan pemanfaatan musuh alami, cendawan entomopatogenik, predator, parasitoid.