Poktan Tunas Berkah Kembangkan Ayam KUB dan SenSi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Asep Saipudin alias Kang Asep bersama Kelompok tani (Poktan) Tunas Berkah kini menapaki jalan sukses dalam beternak ayam. Pada awal tahun 2020, Poktan Tunas Berkah menerima kepercayaan untuk mengelola dan mendampingi kegiatan pengembangan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) dan Sentul Terseleksi (SenSi).

Pemuda kelahiran Pandeglang 45 tahun lalu ini merupakan Ketua Poktan Tunas Berkah yang berdomisili di Kampung Sukamanah, Desa Sukamanah, Kabupaten Pandeglang, Banten. Pada 2017, Kang Asep memulai aktivitasnya sebagai peternak dengan memelihara 300 ekor ayam ras petelur yang dirawatnya mulai dari anak ayam (DOC) dan mulai menghasilkan telur pada Maret 2018. Kegiatan ini ia lakukan di tengah aktivitasnya sebagai petani hortikultura dan peternak itik.

Telur ayam yang dihasilkannya dijual di sekitar Desa Sukamanah dan ayam afkirnya dijual ke Serang. Untuk menunjang usaha ternak ayam, di awal kegiatan produksi Kang Asep sudah tergabung dalam komunitas Peternak Ayam Petelur Indonesia. Hal ini ia lakukan untuk mencari informasi terkait bibit sampai dengan pemasaran produk hasil unggas.

Saat ini, Kang Asep berencana meningkatkan usaha ternak ayam petelurnya karena prospeknya cukup menjanjikan. Peluang untuk meningkatkan skala usaha cukup terbuka dan pemasaran telur ayam sangat mudah. Kemampuannya dalam beternak ayam ras petelur ini tidak terlepas dari pengalamannya dalam teknis budidaya ayam yang telah dikuasainya.

Satu hal yang menjadi kendala dalam usahanya adalah tingginya harga pakan komersil yang selalu mengalami kenaikan harga di setiap periodenya dan masih tergantungnya penyediaan bibit DOC pada perusahaan pembibit.

Pada awal tahun ini, Poktan Tunas Berkah di bawah kepemimpinan Kang Asep menerima kepercayaan untuk mengelola dan mendampingi kegiatan pengembangan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) dan Sentul Terseleksi (SenSi) dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten.

Ayam KUB merupakan ayam kampung hasil seleksi genetik yang memiliki keunggulan antara lain mampu bertelur hingga mencapai 160-180 butir/ekor/tahun serta masa mengeram berkurang hingga tinggal 10% sehingga ayam cepat bertelur kembali. Ayam KUB dapat tumbuh lebih cepat daripada ayam kampung biasa dan rasa dagingnya gurih seperti ayam kampung pada umumnya.

Ayam SenSi atau Sensi-1 Agrinak juga merupakan hasil karya Badan Litbang Pertanian. Ayam SenSi merupakan salah satu galur murni (pure line) ayam lokal pedaging unggul. Dapat dimanfaatkan sebagai ayam niaga (final stock) atau ayam tetua (parent stock). Keunggulan ayam sensi-1 agrinak yakni dapat mencapai bobot 1 kilogram dalam waktu 10 minggu.

BPTP Banten memilih kelompok tersebut sebagai peternak kooperator didasarkan pada pengalaman anggotanya khususnya Kang Asep dalam memelihara ternak ayam, kemampuan dalam mengorganisasi, keinginan untuk memajukan anggota kelompok/ masyarakat lewat usaha, mampu menumbuhkan kegiatan secara partisipatif dan swadaya bersama anggotanya.

Kegiatan dari BPTP Banten dilaksanakan melalui pola inti-plasma. Kang Asep sebagai peternak inti bertanggungjawab untuk menghasilkan bibit ayam (DOC) KUB-SenSi yang selanjutnya DOC tersebut dikembangkan atau disebarkan pada peternak plasma di sekitarnya.

Dalam kegiatan ini, Poktan Tunas Berkah dibekali bibit ayam KUB betina sebanyak 150 ekor dan bibit ayam SenSi sebanyak 30 ekor. Poktan Tunas Berkah juga dibekali sarana produksi lainnya seperti pakan, perlengkapan kandang, obat dan vaksin.

Kang Asep selaku pengelola bertanggungjawab menyediakan DOC kepada dua peternak plasmanya yang telah ditunjuk. Hingga saat ini bibit ayam KUB-SenSi yang dipelihara sudah berumur 3 bulan dan diperkirakan akan mulai menghasilkan telur 2-3 bulan kemudian.

Selanjutnya peternak plasma yang didampinginya sudah menghasilkan ayam kampung potong sebanyak 400 ekor dengan rataan bobot panen sebesar 944,38 gr/ekor pada umur panen 12 minggu dengan harga jual Rp.45.000/kg ayam hidup. Hasil ini cukup menggembirakan pada usaha tahap pertama budidaya ayam kampung ini.

Atas keberhasilan tersebut, Kang Asep dan peternak plasmanya berkeinginan untuk meningkatkan skala usahanya. Kang Asep menyadari bahwa untuk menjamin keberlangsungan usaha ternak ayam kampung ini, pihaknya harus mampu menghasilkan DOC dan mampu menjual atau menyebarkannya pada peternak plasma. Kang Asep menargetkan minimal bisa memiliki 500 ekor induk ayam KUB-SenSi sebagai pembibit dan 1.000 ekor ayam kampung potong bagi setiap peternak plasmanya.

Berdasarkan pengalamannya dalam budidaya ayam, Kang Asep menyarankan bagi peternak pemula yang berminat untuk memulai usahanya untuk dapat menguasai terlebih dahulu teknis budidaya ayam yang baik dan dapat membangun hubungan baik semua pihak. Dengan demikian diharapkan usaha ternak ayam yang akan dijalani akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. (Sumber BPTP Banten)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author