Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) sangat serius dalam upaya mengamankan ketersediaan pangan nasional pada kondisi wabah virus Covid-19. Keterbatasan komunikasi tidak menghambat koordinasi di lingkungan Kementan. Menteri Pertanian, Sahrul Yasin Limpo setiap hari memantau kondisi lapangan melalui Agriculture War Room (AWR) Kementan karena ketersediaan pangan sangat penting untuk mendukung kesehatan masyarakat agar tetap bertahan melawan virus Covid-19.
Hasil dari pantauan di AWR Kementan, beberapa kabupaten seperti Kabupaten Padang Lawas, Labuhan Batu Utara dan Deli Serdang sedang marak-maraknya melakukan panen padi.
Kabupaten Padang Lawas merupakan salah satu lumbung pangan di daerah Pantai Barat Sumatera Utara (Sumut). Panen kali ini dilaksanakan di beberapa kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Huristak. Salah satunya di Poktan Saroha, Desa Tanjung Baringin dengan potensi luas panen seluas 175 hektare (ha). Poktan Panyisip, Desa Tanjung Morang juga melaksanakan panen seluas 98 ha. Poktan Sapardangolan, Desa Tanjung Morang juga tidak mau ketinggalan dengan melaksanakan panen seluas 1 ha.
Informasi dari Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Huristak bahwa rata-rata produktivitas panen sekitar 5,2ton/ha. Varietas yang ditanam bervariasi antara lain Mekongga, Situbagendit dan Cibogo. Rendahnya produktivitas tersebut antara lain diakibatkan tata kelola air yang belum maksimal serta rendahnya pemakaian pupuk organik yang mengakibatkan terus berkurangnya ketersediaan unsur hara pada tanah sawah.
Koordinator BPP Kecamatan Huristak akan terus berkoordinasi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumut agar informasi-informasi terkini terkait inovasi teknologi khususnya teknologi untuk meningkatkan produktivitas khususnya padi sawah seperti penerapan inovasi teknologi badan litbang pertanian antara lain pemakaian varietas unggul baru,pemupukan berimbang, dan penerapan sistem tanam jajar legowo.
Di Kabupaten Labuhan Batu Utara, petani melakukan panen raya padi varietas lokal, antara lain siGanteng dari Tapanuli Selatan,siGambiri dari Pak pak Bharat, si Accimun Boru Manusun dari Tapanuli Tengah. Seluruh padi varietas unggul tersebut memiliki rasa nasi lebih enak, aroma yang wangi dan pulen. Harganya lebih tinggi di pasaran bila dibandingkan dengan padi unggul baru lainnya, dengan selisih harga mencapai Rp.1000.- hingga 4.000.-/ Kg.
Sebagai perbandingan, varietas lokal Ramos atau dikenal dengan nama beras Ledong sudah sangat dikenal sejak 1980 di kalangan petani Sumut. Varietas Ramos yang ditanam petani di desa Tanjung Mangedar, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara hanya menghasilkan 5 ton/ha. Sementara panen padi varietas Inpari 32 di desa Kampung Mesjid, Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhan Batu Utara hasilnya mencapai 7 ton/ha. Namun, varietas Ramos masih sangat diminati karena sudah tersohor dan mempunyai nilai jual bagus diSumut, sehingga para petani masih antusias untuk menanamnya.
Diseminasi teknologi yang dilakukan BPTP Sumut menghasilkan kolaborasi hasil produksi padi yang begitu optimal. Di sisi teknologi, dapat membantu petani untuk memudahkan pemeliharaan dan mendorong hasil yang maksimal. Di sisi lain, petani bisa meneruskan kebiasaan menanam varietas unggul lokal karena dapat didaftarkan melalui kegiatan sumber daya genetik (SDG) Balitbangtan.
Sementara itu, di Desa Sei Beras Sekata,Kecamatan Sunggal dan Desa Sukaraya,Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, juga sedang melaksanakan panen padi. Di tengah hamparan padi yang menguning, mesin combain harvester, treser dan gepyok sudah berada di tengah sawah untuk merontokkan bulir-bulir padi dari tangkainya. Regu panen dengan sigap memindahkan bulir padi ke karung dan mengangkat ke pematang sawah selanjutnya di bawa oleh truk ke penggilingan.
Hasil panen rata-rata dengan produktivitas saat ini 6-7,5 ton/ha. Varietas padi yang digunakan beragam dari Ciherang, Mekongga, Inpari 32 dan Inpari 43. Petani berharap, bantuan pupuk dan saprodi lain dari pemerintah dapat terus disediakan dan didistribusikan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, sehingga dapat membantu petani dalam menyediakan pangan bagi masyarakat.
“Anda tetap di rumah, kami tetap panen untuk Anda,” kelakar para petani sambil mengemasi hasil panennya.