Perbaiki Produktivitas Kopi Liberika di Desa Berata, Balittri Bangun 10 Pintu Air

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Desa Mekar Jaya, Kecamatan Berata, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi dikenal sebagai desa penghasil kopi Liberika. Di desa ini, kopi Liberika dikembangkan di lahan gambut pasang surut, yang memerlukan pengaturan air agar tanaman tidak tergenang air di waktu pasang.

Namun sampai saat ini antara saluran sekunder dan tersier tidak terdapat pintu air yang berfungsi mengatur tinggi air pada areal penanaman kopi. Sehingga pada waktu pasang naik, air bisa mengalir hingga ke areal penanaman. Untuk itu, Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Badan Litbang Pertanian membangun 10 pintu air dan mengamati manfaatnya.

Kondisi tanpa pintu air sangat tidak baik untuk pertumbuhan tanaman kopi, karena daya tahan tanah rendah. Tanaman kopi juga mudah tumbang, mudah terserang panyakit jamur akar dan jumlah tanaman yang mati meningkat. Dalam jangka lama, luas tanaman kopi Liberika yang mengalami kerusakan dan mati akan lebih meningkat.

Tanaman kopi Liberika merupakan salah satu jenis kopi yang dikembangkan selain kopi Arabika dan Robusta. Kopi Liberika menghendaki lahan dengan kelembaban dan kandungan bahan organik yang tinggi. Di Desa Berata, kopi Liberika dikembangkan di lahan gambut pasang surut, karena mempunyai kelembaban dan bahan organik yang tinggi.

Tata airnya terdiri dari saluran primer yang langsung berhubungan dengan sungai Berata. Ada juga saluran sekunder yang menghubungkan saluran primer dengan saluran tersier. Serta, saluran tersier yang berpengaruh langsung kepada genangan dan keringnya air pada lahan.

Saluran-saluran tersebut berfungsi sebagai saluran untuk mengeringkan lahan dari air tergenang, karena tanah gambut umumnya terjadi disebabkan oleh air tergenang. Karena itu untuk menghindari masuknya air dari saluran primer ke sekunder dan saluran sekunder ke tersier diperlukan pintu air.

Pintu air berfungsi untuk mengatur keluarnya air dari lahan dan menahan air dari saluran sekunder. Agar pintu air sesuai dengan fungsinya, pintu air dibuat menggunakan sistem klep, yaitu pintu air yang dapat menutup sendiri waktu pasang naik dan terbuka sewaktu air menyusut.

Lahan gambut harus selalu lembab. Lahan gambut yang kering tidak baik bagi perkembangan dekomposisi bahan gambut selanjutnya, lahan tidak akan dapat menyerap air, unsur hara, dan mudah hanyut atau hilang, sehingga tanaman akan sangat sulit hidup subur di lahan tersebut. Kering yang tidak akan kembali basah. Lahan gambut yang sangat asam (pH<3).

Demikian juga dengan air, aras air yang sangat dangkal akan menyebabkan perakaran tanaman akan sulit berkembang, perakaran tanaman kopi terutama akar tunggangnya dapat menghujam sampai ke dalam 10 meter ke dalam tanah. Aras air yang terlalu dalam juga menyebabkan gambut kering dan dapat merusak struktur gambut tersebut. Pintu air befungsi untuk mengatur tinggi aras air pada lahan penanaman kopi Liberika pada tanah gambut tersebut. Dalam hal ini akan dipertahankan tinggi aras air 50 cm, 75 cm dan 100 cm.

Pembangunan 10 pintu air tersebut akan dapat mengatur tinggi aras air pada areal seluas >50 hektare, dan diharapkan akan memperbaiki pertumbuhan tanaman kopi dan produktivitasnya. (Balittri/ Yulius Ferry)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author