Penerapan Sistem Tanam Jarwo 2 : 1 untuk Tingkatkan Provitas Padi di Kota Palu

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah (Sulteng) melakukan pendampingan gerakan penanaman padi sistem Jajar Legowo (Jarwo) 2 : 1 menggunakan rice transplanter terhadap Kelompok Tani Jamba di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu sebagai BPP Model Kostratani Binaan BPTP Sulteng. Pendampingan ini bertujuan untuk meningkatan produktivitas padi di Kota Palu.

Kegiatan ini dihadiri Kepala BPTP Sulteng, Perwakilan Dinas Pertanian Kota Palu, Kepala BPP Duyu, Peneliti/Penyuluh/Litkayasa BPTP Sulawesi Tengah, Penyuluh BPP Duyu, dan Kelompok Tani Jamba yang selalu eksis berusahatani padi.

Kepala BPTP Sulteng, Fery Fahrudin Munier dalam arahannya menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan pengembangan dari kegiatan demplot sebelumnya, dengan luasan yang ditambah hingga 3 hektare (ha). Ketersediaan air yang cukup saat ini di kelurahan Pengawu dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan penanaman di lahan sekitar demplot, sehingga dapat menyumbang kenaikan produksi padi di Kota Palu.

Selain itu diharapkan nantinya di kelompok, tumbuh penangkar benih padi, sehingga kebutuhan benih di kelompok dapat terpenuhi, bahkan dapat memenuhi kebutuhan bibit di wilayah lain. Dengan terbentuknya penangkar benih di kelompok, maka masalah mengenai benih yang tidak tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu, tepat tempat, dan tepat harga dapat teratasi.

Peneliti BPTP Sulteng, Syafruddin menjelaskan Jajar Legowo (Jarwo) 2:1 adalah salah satu cara tanam pindah padi sawah yang mengatur setiap dua barisan tanaman dan diselingi dengan satu barisan kosong (legowo) dengan penerapan jarak tanam, baik dalam barisan maupun antar barisan. Prinsip dari sistem tanam Jajar Legowo adalah meningkatkan populasi tanaman sekitar 30% dengan mengatur jarak tanam sehingga dapat meningkatkan produksi.

Penggunaan rice transplanter dimaksudkan untuk menghemat penggunaan tenaga kerja sehingga dapat menekan biaya budidaya. Keunggulan lain dari penggunaan rice transplanter adalah mempercepat waktu tanam. Untuk luasan 1 ha hanya dibutuhkan waktu penanaman bibit sekitar 5-6 jam.

Kegiatan diakhiri dengan penanaman padi dengan sistem jarwo 2 : 1 menggunakan rice transplanter. Petani diberi penjelasan mengenai deskripsi alat rice transplanter (bagian alat, fungsi dan cara penggunaannya), kondisi lahan yang sesuai, dan cara pengoperasian alat rice transplanter. Setelah itu, beberapa petani bergantian praktek penanaman padi menggunaan alat rice transplanter. (Sumber BPTP Sulteng)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author