Pemprov Kalteng Tertarik Adopsi Teknologi dan Varietas Aneka Kacang dan Umbi Balitkabi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) akan mengembangkan pangan lokal. Salah satunya, komoditas ubi kayu yang akan dikembangkan secara luas di Kalimantan Tengah (Kalteng) ke depan bahkan direncanakan hingga satu juta hektare (ha) di luar program food estate.

Plt. Gubernur Kalteng, Habib Ismail Bin Yahya menyampaikan hal tersebut pada kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) di Malang pada Jumat (20/11/2020). Dalam kunjungan tersebut, Pemprov Kalimantan Tengah membawa beberapa staf pemerintahan provinsi.

Luasnya lahan pengembangan tanaman pangan di Kalteng tersebut akan memberikan hasil yang optimal apabila didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang handal. Pemahaman terkait varietas yang cocok ditanam di berbagai jenis lahan di Kalteng serta teknik budidaya yang sesuai untuk masing-masing jenis lahan merupakan hal yang ingin diperoleh dari kunjungan tersebut.

Habib Ismail berharap diskusi yang intens terkait adopsi teknologi antara pemangku jabatan di Kalteng dengan peneliti Balitkabi untuk mendukung program pengembangan aneka kacang dan umbi di Kalteng mulai dari hulu sampai hilir.

Plh. Kepala Balitkabi, Yuliantoro Baliadi menyampaikan bahwa Balitkabi ikut terlibat dalam pengembangan food estate di Kalteng pada pendampingan pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi. Hal ini tidak lepas dari tiga tugas pokok Balitkabi yakni menghasilkan varietas unggul baru (VUB) aneka kacang dan umbi, menciptakan inovasi teknologi yang mendukung hasil yang optimal bagi varietas yang telah diciptakan, serta menyediakan benih sumber.

Sebaran varietas aneka kacang dan umbi dari Balitkabi, terang Yuliantoro, telah menjangkau dari Sabang sampai Merauke atau dengan kata lain 90% benih tanaman aneka kacang dan umbi di seluruh Indonesia berasal dari Balitkabi.

Di lahan perkebunan kedelai Dena toleran naungan hingga 50% dengan potensi hasil 2,8-2,9 ton/ha. Kedelai varietas Devon diperkenalkan sebagai bahan pangan fungsional, kadar isoflavon tinggi yang tidak ditemukan pada kedelai impor. Kedelai adaptif jenuh air yaitu varietas Deja 1 dan Deja 2 kemungkinan cocok dikembangkan di Pulau Kalimantan.

Kacang hijau, mulai Vima 1, Vima 2, Vima 3, Vima 4 dan Vima 5 dengan keunggulan masak serempak, yang telah dilisensi beberapa perusahaan benih. Kacang tanah varietas Takar, Tasia, dan Katana menjawab tantangan varietas kacang tanah yang tahan serangan organisme pengganggu tanaman.

Ubi jalar varietas Pating dengan kadar pati tinggi cocok untuk industri. Varietas Beta berkadar betakaroten tinggi, setara dengan wortel, serta var. Antin bergizi tinggi kaya antosianin dan telah merambah ekspor. Ubi kayu Vati 1 dan Vati 2 untuk industri tapioka, karena kadar pati tinggi. Juga Porang yang telah menjadi komoditas ekspor, dengan Madiun 1 sebagai varietas porang pertama di Indonesia yang dirilis tahun 2020.

Seusai pertemuan, Pemprov Kalteng menyampaikan ketertarikan untuk mengadopsi beberapa varietas aneka kacang dan umbi disertai teknologi pendukungnya hulu hingga hilir dari Balitkabi. Metode pelatihan atau mendatangkan narasumber dari Balitkabi akan diagendakan oleh Pemprov Kalteng. (Sumber Balitkabi)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author