Jakarta, Technology-Indonesia.com -Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjaga pasokan produksi tanaman pangan nasional di tengah pandemi Covid-19. Untuk mendukung hal tersebut Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Bengkulu melaksanakan aktivitas panen komoditas kedelai dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Penanggungjawab kegiatan, Yartiwi, SP., M.Ling menuturkan bahwa, petani dan tim kegiatan tetap memperhatikan dan menerapkan protokol dalam rangka pencegahan wabah Covid 19.
“Di tengah wabah Covid-19, tentunya mobilisasi tim agak terhambat, akan tetapi kami tetap intensif dalam pendampingan. Kami memanfaatkan sarana media sosial seperti WhatApps, SMS, Facebook, dan Massenger untuk instruksi pelaksanaan kegiatan lapangan. Peneliti/penyuluh BPTP juga berkomunikasi dengan penyuluh pendamping yang selanjutnya disampaikan kepada petani,” tutur Yartiwi di ruang kerjanya, Senin (6/4/2020).
BPTP Balitbangtan Bengkulu menerapkan sistem tanam Tumpangsari Tanaman (Turiman) padi gogo, jagung, kedelai (Pajale) pada lahan displai seluas 3,5 hektare (ha). Hal ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si, yaitu untuk menerapkan teknologi tanam alternatif guna mencapai target luas tanam kedelai tahun 2020.
Dalam menerapkan teknologi ini, BPTP Bengkulu bekerjasama dengan Kelompok Tani Sumber Makmur 3 dan Tunas Harapan, Desa Lawang Agung, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma. Budidaya menanam kedelai dan teknologi Turiman merupakan pengalaman pertama bagi petani Desa Lawang Agung.
Introduksi teknologi tersebut mampu meningkatkan minat petani untuk terus mengadopsi pada musim tanam selanjutnya. Benih kedelai Dena 1 yang telah dihasilkan pertumbuhan dan hasilnya sangat bagus. Dari hasil ubinan diperoleh rerata hasil panen kedelai mencapai 1.096 kg/ha.
“Melalui teknologi budidaya Turiman ini, petani tidak hanya memperoleh hasil panen kedelai tetapi juga panen padi dan jagung,” ungkap Kirman.
Secara teknis, Turiman merupakan penanaman secara tumpang sari antara dua atau lebih jenis tanaman dilakukan pada satu areal lahan yang sama dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan, dengan jumlah populasi yang sama dengan cara modifikasi jarak tanam yaitu dengan metode pemadatan dan memperpendek jarak tanam. Melalui Turiman, lahan dapat dimaksimalkan dan produktivitas bisa ditingkatkan.