Panen Benih Padi Khusus di Situgede Bogor

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari bersama Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Balitbangtan Yudi Sastro, melaksanakan panen padi khusus varietas Pamelen di Desa Situgede, Bogor Barat, Kota Bogor, Minggu (26/9/2021). Terdapat delapan varietas yang dipanen dalam waktu bersamaan, yakni varietas Pamera (Padi Merah Aromatik), Pamelen (Padi Merah Pulen), Paketih (Padi Ketan Putih), Arumba, Inpari IR Nutri zinc, Baroma, Tarabas dan Jaliteng.

Padi yang dipanen di area seluas 10 hektare (ha) tersebut merupakan hasil pertanaman padi program kegiatan demfarm varietas unggul padi khusus spesifik lokasi di lahan milik petani dari Kelompok Wanita Tani petani Situgede, dengan pengawalan dari BB Padi dan inisiasi, fasilitasi dari Komisi IV DPR RI Dapil Bogor. Turut hadir dalam kegiatan panen tersebut, Kepala Bidang Pertanaian Tanaman Pangan Kabupaten Bogor, segenap jajaran pemerintah Kabupaten, Kecamatan sampai Desa, dan anggota kelompok tani wanita.

Kepala BB Padi, Yudi Sastro berharap hasil inovasi yang telah diberikan kepada petani melalui beberapa kegiatan seperti Bimtek dan pengawalan di lapangan agar dapat diterapkan dengan maksimal demi peningkatan kapasitas petani dan produktivitas pertanian. Selain itu, Yudi Sastro mengajak sekaligus menyarankan kepada petani agar hasil panen padi khusus musim ini untuk tetap dikembangkan dan dijadikan benih agar ketersediaan benihnya tercukupi dan ada nilai tambah bagi petani.

“Di beberapa wilayah, ketersediaan benih padi khusus masih terbatas dan harga benihnya mahal, bahkan berkali-kali lipat dari harga benih padi biasa, jadi kalo bisa padi khusus hasil panen hari ini tetap sesuai komitmen awal yaitu dijadikan benih semua, karena selain harganya mahal bisa beberapa kali lipat, juga akan mendapatkan nilai tambah,” jelas Yudi Sastro.

Sementara itu, Endang Setyawati mengaku senang dan merasa puas atas panen yang telah dilaksanakan di wilayah daerah pemilihanya itu. “Walaupun arealnya tidak terlalu luas karena ada di areal perkotaan tapi panen padi khusus ini bisa maksimal dan petani masih bisa memproduksi benih dengan nilai jual tinggi,” tuturnya.

Endang Setyawati pun meminta peran pemangku kepentingan pemerintah daerah untuk tetap mempertahankan status lahan pertanian tidak beralih fungsi agar petani kota tetap selalu bisa berproduksi dan bertani.

Beras Khusus

Permintaan konsumen terhadap beras khusus seperti beras aromatik, beras merah, beras ketan, dan beras hitam meningkat walaupun harganya lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada 2019 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melepas beberapa varietas padi khusus, diantaranya Jeliteng, Pemera, Paketih, dan Pamelen.

Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan di masyarakat, mengakibatkan timbulnya penyakit degeneratif. Padi dengan sifat-sifat khusus merupakan bahan pangan utama yang berasnya mengandung satu atau lebih komponen pembentuk yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu dan bermanfaat bagi kesehatan, sehingga padi dapat disebut sebagai padi fungsional.

Berdasarkan deskripsinya, beberapa varietas padi khusus yang dilepas Balitbangtan memiliki potensi hasil tinggi. Inpari IR Nutri Zinc (padi kandungan Zn tinggi) potensi hasilnya 9.98 ton/ha, Paketih (padi ketan putih) potensi hasilnya 9,46 ton/ha, Pamelen (padi merah pulen) potensi hasilnya 11.91 ton/ha, Pamera (padi merah aromatic) potensi hasilnya 11.33 ton/ha, dan Jeliteng (padi hitam) potensi hasilnya 9.87 ton/ha. (Sumber BB Padi)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author