Jakarta, Technology-Indonesia.com – Dukungan varietas unggul potensi hasil tinggi yang tahan terhadap hama penyakit utama padi dengan kualitas gabah/beras yang disukai petani merupakan salah satu kunci mencapai produktivitas tinggi. Faktor lainnya adalah kondisi lingkungan dan lahan yang sehat serta budidaya padi presisi yang diperhitungkan secara tepat terpadu dan ramah lingkungan.
Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Yudi Sastro menyampaikan hal tersebut saat mewakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dalam panen padi pada kegiatan pertanian presisi ramah lingkungan mendukung pencapaian produktivitas 10 ton/ha di Desa Getas, Kecamatan Tanjung Anom, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, Rabu (3/11/2021).
Kegiatan tersebut mengusung tema paket Teknologi Padi Produksi Tinggi Spesifik Agro-Ekosistem (“Tepat Sae”) dalam pencapaian produktivitas padi 10 ton/ha. Yudi Sastro menegaskan bahwa teknologi ini bertujuan untuk mensinergikan antara Varietas Unggul Baru (VUB) potensi hasil tinggi, kondisi lingkungan dan lahan yang sehat serta budidaya padi presisi yang diperhitungkan secara tepat terpadu dan ramah lingkungan.
Selain itu, tujuan utama adalah untuk mendukung pencapaian produksi hasil tinggi sesuai dengan genotif varietas padi dan pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Varietas unggul potensi hasil tinggi yang tahan terhadap hama penyakit utama padi dengan kualitas gabah/beras yang disukai petani merupakan salah satu kunci mencapai produktivitas tinggi.
Yudi mengatakan, ada tiga varietas unggul baru dari Balitbangtan yang ditanam yakni Variets Mantap, Digdaya, dan Inpari 32. Dan dari hasil panen ubinan varietas Mantap menghasilkan 12,6 t/ha (Gabah Kering Panen) GKP dan varietas Digdaya bisa mencapai 12,8 t/ha GKP. Pencapaian produktivitas di atas 10 ton per ha yang telah dibuktikan di lahan sawah Dusun Getas ini menandai pentingnya kondisi lahan sehat, memiliki reaksi tanah netral (pH sekitar 7) dengan kandungan bahan organik diatas 2% untuk memaksimalkan potensi genetik varietas padi.
Dengan adanya demplot ini diharapkan terjadi penguatan paket Tepat Sae yang mengarah pada pertanian presisi ramah lingungan dengan pencapaian produktivitas 10 ton/ha. Kegiatan demplot melalui identifikasi, perbaikan kesuburan tanah, dan pengendalian OPT terpadu yang terdiri atas: penerapan paket petani, penerapan paket Tepat Sae Manual, penerapan paket Tepat Sae Modern, dan uji nutrisi hara.
Kegiatan penelitian ini dikoordinasi oleh BB Padi dengan melibatkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balai Penelitian Tanah, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur (BPPT Jatim), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
Demplot teknologi pertanian di lahan seluas 5 ha di wilayah tersebut melibatkan 19 petani kooperator dari Kelompok Tani (Poktan) Margo Utomo, dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Subur Sentoso Kecamatan Tanjung Anom.
Penanggungjawab kegiatan Jawa Timur, Cendy Tafakresnanto menyebutkan bahwa kondisi lahan tempat pelaksanaan demplot merupakan dataran aluvial yang terbentuk dari bahan endapan sungai. Dengan karakteristik reaksi tanah netral (pH 7,05), kandungan bahan organik sedang, kandungan hara makro (P, K, Ca, dan Mg) dan mikro (Cu, Zn, dan S) tinggi.
Dr. Zuziana Susanti menambahkan keterangan terkait karakater lain seperti Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah tinggi, kejenuhan basa sangat tinggi, dan tergolong lahan sawah subur. Menurutnya lahan demplot merupakan lahan sawah irigasi. Air irigasi berasal dari bendung Gerak Mrican-Brantas. Kualitas air irigasi baik. Indeks Pertanaman (IP) 300 dengan pola tanam padi-padi-padi.
Plt. Bupati Marhaen Djumadi dalam sambutanya dihadapan 150 peserta yang hadir menyampaikan apresiasi dan menegaskan pentingnya membangun kolaborasi, dan berharap inovasi yang diuji di wilayahnya bisa terus dikembangkan, disebarkan kepada petani-petani di wilayahnya dan petani bisa meningkatkan nilai tambah.
“Saya sampaikan apresiasi dan menyambut baik program-progam dari pusat maupun provinsi, ini penting membangun kolaborasi dengan membangun kabupaten dimulai dari semangat, yang kedua kolaborasi, yang ketiga open manajemen, tidak malu-malu, tidak berpikir apa adanya (wis ngene ae), sambil belajar, belajar, belajar dan belajar termasuk dibidang pertanian hari ini” jelasnya.
Marhaen berharap hasil panen ini digunakan untuk benih agar bisa disebarkan ke wilayah lain. “Kalau bisa ini bisa dijual agak mahal karena petani itu banyak permasalahan dan meningkatkan nilai tambah itu penting,” tegasnya.
Kegiatan ini, menurutnya merupaakn wujud kepedulian Kementerian Pertanian yang bisa ikut langsung mensejahterakan petani. Ada dua hal penting, pertama bagaimana meningkatkan produktivitasnya hingga 12,8 ton/ha. “Kedua, bisa mengurangi operasional dengan adanya penghambat tikus, pagupon untuk burung hantu, ada light trapnya. Itu kan mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan oleh petani sehingga apa margin petani bisa lebih tinggi, ini yang diharapkan oleh petani seperti itu,” pungkasnya
Kegiatan panen juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Hadi Sulistyo; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten, Judi Ernanto; Kepala BPTP Jawa Timur, Catur Hermanto, jajaran pemerintahan Kabupaten Nganjuk, produsen benih Adi Jaya, para penyuluh pertanian, poktan dan petani. (Sumber BB Padi)
Paket Tepat Sae Tingkatkan Hasil Panen Padi di Atas 10 Ton/Ha di Kabupaten Nganjuk
