Jakarta, Technology-Indonesia.com – Bengkayang bisa! Hal ini diungkapkan Bupati Bengkayang, Suryadman Gidot dalam Temu Lapang Sistem Usaha Pertanian Inovatif (SUP-I) Berbasis pada Lahan Kering di Wilayah Perbatasan, di Desa Bange, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar) pada Kamis (20/12/2018).
Dalam temu lapang ini, Bupati Bengkayang didampingi Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), Danlanud Hari Hadisumantri dan SKPD Kabupaten Bengkayang, melakukan panen perdana Padi varietas Inpago 9 dengan asumsi hasil 4-4.5 ton/ha, jagung Bima 19 dan kacang tanah varietas Kancil, Talam dan Tuban.
“Saya sangat apresiasi dengan penanaman inpago ini, karena dapat mengatasi tanam berpindah yang seringkali mengakibatkan hot spots di Bengkayang. Saya juga sangat bangga Kelompok Tani Sethia Tani di sini sudah dapat memproduksi benih jagung Bima 19 URI dan Inpago 9,” ungkap Suryadman.
Kepala BBP2TP, Haris Syahbuddin menyatakan, temu lapang ini merupakan moment terbaik sejak peluncuran Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor Wilayah Perbatasan. “Selama ini yang di-launching ekspornya. Tapi kali ini kita tampilkan hasil kerja keras petani dan inovasi teknologi di wilayah perbatasan,” kata Haris.
Menurut Haris, Bupati Bengkayang merupakan bridging leadership. “Kebijakan pemerintah khususnya Kementan tidak akan masuk ke daerah jika tidak didorong oleh pimpinan daerahnya,” pujinya.
Lebih lanjut Haris menyatakan perlunya kelembagaan perbenihan untuk mendukung kesiapan inovasi teknologi perbenihan di wilayah perbatasan.
Dalam kesempatan ini, Bupati Bengkayang menyatakan keinginannya untuk memproduksi kopi pada lahan eks tambang. Keinginan tersebut disambut antusias oleh Haris. Sementara, Haris menyampaikan rencana pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di Kebun Percobaan Monterado di Kabupaten Bengkayang. Rencana ini juga mendapat apresiasi dari Bupati Bengkayang.
Kegiatan Sistem Usaha Pertanian Inovatif Berbasis Lahan Kering di Wilayah Perbatasan dilaksanakan oleh BBP2TP pada 2018. Kegiatan ini menerapkan inovasi teknologi budidaya padi gogo dan jagung secara monokultur dan tumpang sari tanaman (turiman) jagung-padi gogo dan jagung kacang tanah.
Inovasi teknologi ini merupakan salah satu tujuan optimalisasi lahan sehingga dalam satu waktu petani bisa panen 2 atau 3 komoditas sekaligus untuk dapat mensuplai ke wilayah tetangga. RPY/SB