Bogor, Technology-Indonesia.com – Badan Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) menyebutkan bahwa 14% pangan dunia hilang (food losses) akibat teknik panen dan pascapanen yang tidak tepat. Selain itu, sebanyak 17% pangan terbuang (waste) di tingkat konsumen. Untuk mengurangi kehilangan pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian serta pemanfaatan hasil samping dan limbah pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan penerapan teknologi pascapanen terpadu diharapkan mampu mengurangi kehilangan hasil padi dari 10-13% hanya menjadi 5-7%. Pengurangan kehilangan dari hasil ini diharapkan akan sangat membantu pertanian di Indonesia untuk bisa tumbuh lebih produktif ke depan.
“Selain pengurangan losses dan waste, teknologi pengolahan juga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produksi pertanian,” kata Syahrul secara daring saat membuka The 3rd International Conference on Agricultural Postharvest Handling and Processing (ICAPHP) yang digelar di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor pada Selasa (12/10/2021). Seminar internasional yang digelar selama 2 hari ini mengangkat tema “Agricultural Postharvest Handling and Processing Innovation: Strengthening Global Food Security”.
Dengan teknologi pascapanen, lanjutnya, maka konsumen semakin menerima berbagai produk olahan dari pangan lokal seperti sagu, aneka umbi, aneka sereal non padi yang banyak tersebar di pulau-pulau yang ada di Indonesia. “Penguatan ketahanan pangan lokal masih memerlukan berbagai dukungan inovasi teknologi pascapanen,” tuturnya.
Mentan Syahrul menyampaikan apresiasi kepada Balitbangtan yang telah menginisiasi kegiatan yang momentumnya tepat karena menjelang peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) tanggal 16 Oktober 2021. Isu penguatan ketahanan pangan global yang akan dibahas pada konferensi internasional ini sejalan dengan tema Hari Pangan Sedunia 2021 yaitu “Our action are our future – Better production, better nutrition, a better environment and a better life”.
Menurut Mentan, aksi penguatan ketahanan pangan seyogyanya bukan hanya untuk menangkal kelaparan semata tetapi juga memberi kehidupan dan lingkungan yang lebih baik. Badan Pangan Dunia (FAO) menyebutkan hampir 40% penduduk dunia tidak dapat menjangkau pangan sehat. Kondisi Pandemi Covid-19 yang melanda dunia diprediksi turut membentuk keadaan menjadi disrupsi pada sistem pertanian pangan yang ada di seluruh dunia.
“Karena itu penguatan sistem pertanian pangan berkelanjutan merupakan keniscayaan yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk di Indonesia,” lanjutnya.
Untuk itu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah melakukan sejumlah inovasi kebijakan, kelembagaan, dan teknologi yaitu Lima Cara Bertindak dalam mewujudkan transformasi struktural sektor pertanian.
Cara Bertindak Pertama adalah meningkatkan kapasitas produksi untuk menjamin penyediaan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia. Cara Bertindak Kedua yaitu diversifikasi pangan lokal untuk memperkuat ketahanan pangan dan gizi mulai dari tingkat individu hingga tingkat negara.
Selanjutnya, Cara Bertindak Ketiga yaitu penguatan cadangan dan sistem logistik pangan untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan. Cara Bertindak Keempat pengembangan pertanian modern untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan daya saing. Cara Bertindak Kelima yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) untuk memperluas jangkauan aktivitas pertanian.
Mentan berharap teknologi pascapanen mengikuti perkembangan teknologi terkini sehingga menghasilkan pertanian yang makin maju, mandiri dan modern. Hasil konferensi ini diharapkan dapat memberi masukan dan solusi serta menjadi acuan dalam pemanfaatan inovasi teknologi pascapanen.
“Selain itu konferensi ini diharapkan menghasilkan bahan kebijakan dan regulasi terkait penanganan pascapanen sebagai bagian dari sistem pertanian yang tentu menunjang Sustainable Development Goals (SDGs),” pungkasnya.
ICAPHP 2021 merupakan bentuk rangkaian acara seminar international lanjutan yang terselenggara sebelumnya yaitu ICAPHP 1 di Jakarta dan ICAPHP 2 di Bali. Acara Seminar International ini melibatkan seluruh stake holder, peneliti, akademisi dan praktisi baik nasional maupun International.
Dalam seminar ini dilaksanakan peluncuran 10 produk unggulan dari Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian(BB Pascapanen) Balitbangtan. Produk unggulan tersebut adalah Nano Waxing Produk Buah Segar, Pupuk Nano Biosilika, Node Biosilika, Biopellet, Yoghurt Kambing, Nasi Instan, Mie Nusantara, Tepung Telur, Tepung Pre- gel, dan Gelatin Halal.