Kota Batu, Technology-Indonesia.com – Memasuki panen raya jeruk keprok, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menggelar wisata edukasi petik jeruk yang dimulai pada 13 Juli 2018. Wisata Edukasi di Kebun Percobaan Tlekung yang dikelola Balitjestro ini memberikan edukasi bagi masyarakat bagaimana cara budidaya dan cara petik yang benar, serta pengelolaan kebun yang sehat.
Wisata edukasi petik jeruk merupakan salah satu rangkaian acara Peluncuran Sejuta Benih Jeruk Unggul Untuk Rakyat Kementerian Pertanian yang akan dilaksanakan pada 17 Juli 2018. kegiatan ini dihadiri banyak pengunjung dari berbagai kalangan mulai dari PNS, pelajar, petani, swasta dan elemen masyarakat lainnya.
Kepala Balitjestro, Muhammad Taufiq Ratule menyampaikan bahwa wisata edukasi ini merupakan salah satu cara untuk mendiseminasikan hasil-hasil inovasi teknologi kepada masyarakat. Kegiatan ini memberikan edukasi bagi masyarakat bagaimana cara budidaya jeruk yang benar, cara petik yang benar dan pengelolaan kebun yang sehat.
“Dalam kebun, pengunjung tidak hanya sekedar berwisata namun dapat berdiskusi atau mencari informasi untuk menambah wawasan tentang jeruk kepada pemandu di lapang. Jadi banyak manfaat yang akan didapat, karena selain berwisata, masyarakat mendapatkan edukasi tentang jeruk dan buah subtropika beserta teknologinya,” terang Taufiq di Balitjestro, Jalan Raya Tlekung No. 1 Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur, pada Jumat (13/7/2018).
Dengan harga tiket masuk Rp 20 ribu, pengunjung bisa menikmati sensasi petik jeruk langsung dari pohon dan makan sepuasnya. Selain itu, pengunjung tidak pulang dengan tangan kosong karena bisa membawa 1 kg jeruk dan 1 benih jeruk.
Taufiq berharap dari kegiatan ini masyarakat dapat belajar dan mengadopsi hasil inovasi teknologi Balitbangtan dalam mengembangkan jeruk. Rencananya wisata edukasi petik jeruk ini akan ditutup jika buah pada pohon di area 2 hektar telah habis.
Taman Sains Pertanian
KP Tlekung yang berada di zona wisata Kota Batu menempati lahan seluas 12,96 hektar pada ketinggian 950 m di atas permukaan laut, tepatnya di bawah kaki Gunung Panderman. Saat ini, ada sekitar 1.625 pohon buah-buahan yang ditanam di KP Tlekung.
Hampir 40% (4,5 Ha) dari luas total Tlekung Kebun Percobaan ditanam jeruk (2 Ha) khususnya jeruk keprok seperti Keprok Pulung, Keprok Batu 55, Keprok JRM, Keprok RGT dan lain-lain. Sisanya untuk menanam buah stroberi, leci, alpukat, dan tanaman lain-lain (2 Ha), apel dan peach/ plum dan anggur (0,5 Ha).
Kebun Percobaan yang menyatu dengan kantor Balitjestro ini memiliki koleksi plasma nutfah lengkap, dikelola secara optimal, didukung oleh fasilitas fisik yang memadai, dan sebagai kebun rujukan untuk para petani jeruk di Indonesia. KP Tlekung juga dikembangkan menjadi zona wisata ilmiah yang difokuskan pada agrowisata hortikultura, pariwisata Ilmiah, dan lain-lain.

Kepala Balitjestro mengungkapkan KP Tlekung mulai tahun ini akan berubah menjadi Taman Sains Pertanian (TSP) Jeruk untuk mendukung target 100 Science Techno Park (STP) di program Nawacita pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla.
“Dalam pembangunan TSP, akan dibangun tiga kluster yaitu kluster pembenihan, kluster on farm, dan kluster pascapanen,” kata Taufik kepada Technology-Indonesia.com pada Kamis (5/7/2018).
Kluster pembenihan, terangnya, dimulai dari pembangunan laboratorium untuk penyiapan bahan jeruk bebas penyakit yang nantinya akan diperbanyak di KP Punten. Kluster on farm dibagi tiga plot untuk plot teknologi sistem tanam rapat (Sitara), plot pertanaman organik, serta plot untuk Bujangseta (buah berjenjang sepanjang tahun). Terakhir adalah kluster pascapanen, dengan pembangunan gedung pengolahan hasil baik termasuk packing line dengan laboratorim pascapanen.
“Kita diberikan waktu 3 tahun untuk master plan. Pada tahun ke 4 diharapkan bisnis sudah jalan. Intinya inkubasi teknologi dan bisnis,” ungkapnya.
Sebagai bentuk pengakuan atas prestasi dan kinerjanya, sejak Desember 2017 Balitjestro ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Jeruk oleh Kemenristekdikti. Penetapan ini menguatkan posisi Balitjestro sebagai rujukan nasional dalam pengembangan teknologi untuk komoditas jeruk.