Membangun Sistem Penyediaan Bahan Tanam dan Pengembangan Porang

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) berhasil melepas varietas porang pertama di Indonesia yakni Madiun 1, yang dilakukan bersama Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim). Saat ini, tingginya permintaan dan harga umbi porang menyebabkan euphoria berbagai pihak, baik petani maupun non-petani, untuk menanam/memperluas areal tanam.

Untuk memenuhi kebutuhan benih porang yang semakin meningkat, petani memanfaatkan katak (bulbil) dan umbi yang tersedia di pasaran, serta bibit cabutan langsung dari hutan atau membelah umbi menjadi beberapa bagian untuk ditanam. Praktik penanaman bibit cabutan dan umbi yang dibelah seringkali menyebabkan daya tumbuh dan pertumbuhan tanaman yang tidak sesuai harapan.

Untuk itu diperlukan dukungan sistem perbenihan porang yang terstandar sesuai peraturan yang berlaku untuk menjamin mutu bahan tanam yang dihasilkan. Hal tersebut menjadi harapan Nuning Argo Subekti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) saat memimpin koordinasi dan observasi lapang porang di Jatim.

Untuk itu, Puslitbangtan bersama-sama dengan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), menginisiasi dan merancang sistem penyediaan bahan tanam dan pengembangan porang. Diawali pada akhir Maret 2021, dilakukan koordinasi dengan instansi terkait dan pelaku bisnis porang.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sodik Heri Purnomo menyampaikan bahwa pada saat ini program porang dari Kementerian Pertanian yang ada di Madiun adalah pembentukan kebun bibit abadi porang seluas 10 hektere (ha). Selanjutnya lahan pengembangan di wilayah Kecamatan Kare (2 ha), Dagangan (2 ha), Saradan (6 ha), Mejayan (1 ha), dan Dolopo (2 ha).

UPT. PSBTPH Provinsi Jatim satuan tugas wilayah II Madiun menginformasikan bahwa delapan calon produsen benih yang mengajukan sertifikasi benih porang telah terdaftar di wilayah Kabupaten Madiun dan sekitarnya. Dari kedelapan pendaftar tersebut, tiga diantaranya disetujui dan mendapat rekomendasi dari BPSBTPH untuk memproduksi benih porang pada total area seluas 2.670 ha, yaitu CV Megaraya seluas 300 ha, Persatuan Petani Porang Indonesia (Peporindo) seluas 2.070 ha, dan CV Prima Tani seluas 300 ha.

Kepala Balitkabi, Titik Sundari menyampaikan bahwa salah satu faktor penting untuk mendukung peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian adalah benih bermutu dari varietas unggul. Kontribusi benih varietas unggul bersertifikat pada tanaman pangan cukup signifikan dalam peningkatan produksi dan produktivitas tanaman. Selain itu, dapat meningkatkan mutu produk serta sebagai sarana dalam pengendalian organism pengganggu tanaman (OPT).

Sistem perbenihan porang yang tengah digodog bersama diharapkan akan dapat memfasilitasi hulu-hilir pembentukan varietas unggul, produksi benih, pengawasan mutu, hingga distribusinya. (Sumber Balitkabi)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author