Jakarta-Technology-Indonesia.com – Itik memiliki dua tipe yaitu pedaging dan petelur. Itik pedaging pertumbuhannya cepat, bobot badan besar, bentuk badan bulat, dada dan paha besar, dagingnya banyak dan produksi telur rendah. Contoh itik pedaging adalah Itik Peking dan itik PMp. Sementara itik petelur pertumbuhan lambat, bobot badan sedang, bentuk badan tinggi, tulang lebih banyak daripada daging, dan produksi telur tinggi. Semua itik lokal termasuk tipe petelur.
Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Triana Susanti yang bertugas di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi menerangkan dua tipe itik tersebut pada Bimtek Budidaya Itik Petelur, Senin (19/7/2021).
Lebih lanjut dijelaskan, rumpun itik Alabio adalah salah satu itik petelur. Umur 177 hari sudah mulai berproduksi (bertelur). Produksi telur 6 bulan sebanyak 128 butir/ ekor dan 248 butir/ekor produksi 12 bulan (1 tahun). Bobot telur pertama 58 gram/butir.
Pada saat pertama bertelur bobot badannya sekitar 1.693 gram. Lokasi utama itik Alabio di Desa Mamar, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Lokasi penyebaran hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Bentuk badan itik Alabio relatif besar, sikap berdiri tidak terlalu tegak dan warna paruh dan kaki kuning. Warna bulu coklat keabuan dengan tutul hitam. Warna Ujung sayap biru kehijauan (betina) dan biru jingga (jantan). Warna puncak kepala hitam. Pada itik jantan terdapat beberapa helai bulu ekor berwarna hitam mencuat ke atas.
Tipe itik petelur lainnya adalah Itik Mojosari. Umur pertama bertelur 171 hari dengan bobot badan pertama bertelur 1.591 gram. Produksi telur 6 bulan 132 butir dan 238 butir/ekor produksi 12 bulan dan bobot telur 54 gram/butir.
Triana juga memaparkan bahwa dari persilangan Mojomaster-1 Agrinak jantan dengan Alabimaster-1 Agrinak betina terbentuklah Hibrida ‘Master’ (petelur unggul). Umur pertama bertelur 18 – 20 minggu 126-140 hari). Lebih cepat dibandingkan dengan Alabio dan Mojosari. Puncak produksi telur: 93,7% dengan rataan produksi telur 260 butir/tahun dan rasio konversi pakan 3.29.
Itik Mojosari betina bobot DOD 45 gram, bobot badan 8 minggu 981 g dan bobot badan 18 minggu 1.510 gram. Sedangkan Itik Mojosari jantan Bobot DOD 45 gram, bobot badan 8 minggu 1061,9 gram dan bobot badan 18 minggu 638 gram.
Pemeliharaan itik dapat dilakukan secara semi intensif dan intensif. Keuntungan pemeliharaan semi intensif – intensif adalah produksi telur meningkat dengan bibit berkualitas. Untuk orientasi usaha pemeliharaan secara semi intensif-intensif adalah ekonomis/menguntungkan. Pemberian pakan dan minum lebih terkontrol dengan formulasi pakan yang tepat. Mempermudah pengumpulan telur, menghemat tenaga kerja. Keberadaan penyakit lebih terkontrol.
Sedangkan pemeliharaan ekstensif (tradisional) dapat terjadi penyebaran virus flu burung. Lahan gembala terus berkurang karena beralih fungsi. Kelemahan lainnya adalah tanpa jaminan kualitas dan jumlah produksi. Produktivitasnya juga rendah karena kualitas dan kuantitas pakan tidak dapat dikontrol.
Triana menyebutkan ada tiga tahapan pertumbuhan dan produksi itik sejak DOD (day old duck) sampai dua tahun diafkir yaitu periode pertumbuhan starter, grower dan produksi. Pemeliharaan itik periode starter dimulai sejak DOD sampai dengan umur empat minggu.
DOD dipelihara di kandang panggung dari kawat dengan alas bahan lunak, fasilitas lampu pemanas. Kepadatan kandang 20–25 ekor per m2. Pada periode ini pakan harus selalu tersedia. Periode selanjutnya umur 4-8 minggu, kepadatan 10 – 15 ekor/m2, tidak perlu pemanas. Penimbangan dilakukan setiap minggu.
Pertumbuhan grower umur 8 – 18 minggu. Pemberian pakan 2 – 3 kali/hari. Dipelihara di kandang kelompok. Bahan lantai terbuat dari semen atau tanah yang dipadatkan dengan diberi campuran pasir dan kapur. Saluran air dangkal untuk minum dan membersihkan badan. Kepadatan 6 – 8 ekor/m2. Penimbangan setiap dua minggu. (Sumber Balitbangtan)