Manfaatkan Pakan dari Limbah Pertanian, Edi Hirwanto Sukses Kembangkan Sapi POGASI Agrinak

Bogor, Technology-Indonesia.com – Berawal dari bantuan 1 sapi pejantan dan 7 sapi betina pada tahun 2018, Edi Hirwanto Ketua Kelompok Tani Ternak Lembu Jaya di Mojokerto sukses membudidayakan Sapi POGASI Agrinak. Saat ini, Kelompok Tani Ternak Lembu Jaya memiliki 24 ekor sapi yang dikembangkan dengan model kandang koloni/kelompok.

“Model yang kami terapkan menggunakan sistem pembibitan sapi potong dengan model kandang koloni/kelompok. Kebutuhan pakannya dipenuhi dengan memanfaatkan limbah pertanian seperti pucuk daun tebu, tebon jagung, jerami padi, rumput odot, dan indigofera,” kata Edi saat menerima Apresiasi Peternak Sukses dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) pada Senin (15/11/2021).

Untuk mencapai swasembada protein hewani di Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi) telah menghasilkan bibit unggul sapi lokal. Salah satunya Sapi POGASI Agrinak yang merupakan singkatan dari Sapi PO Grati Hasil Seleksi.

Peneliti Balitbangtan, Aryogi mengatakan sapi hasil penelitian dari Lolitsapi ini telah melalui serangkaian proses seleksi dan pengaturan perkawinan serta manajemen budidaya selama lebih dari lima belas tahun. Sapi POGASI dibentuk melalui seleksi ke arah sifat pertumbuhan yang optimal pada kondisi pakan yang minimal.

“Sapi POGASI ini kita beri pakan yang kualitasnya minimal, kita amati, kita pilih, dan kita seleksi sapi-sapi yang mampu menunjukan performance produktivitas yang optimal,” tutur Aryogi dalam tayangan video.

Selanjutnya, Sapi POGASI mulai dipelihara menggunakan inovasi teknologi kandang kelompok/koloni model Balitbangtan dengan sapi yang dilepas dan tidak diikat. Menurut Aryogi, dalam satu kandang berisi banyak sapi. Fesesnya tidak dibersihkan setiap hari, tapi 1 – 3 bulan tergantung kepadatan sapi di kandang. Selain itu, ada bank pakan yang menjadi tempat pakan sumber serat sehingga pakan selalu tersedia setiap waktu.

Aryogi mengungkapkan, Sapi POGASI mempunyai keunggulan dibanding sapi PO atau sapi potong lainnya. “Sapi POGASI bisa memanfaatkan secara optimal kandungan nutriens dari pakan yang dikonsumsinya. Dengan pakan yang sangat sederhana berbahan baku dari limbah pertanian atau hasil pengelolaan pertanian, sapi ini bisa memanfaatkannya dengan baik,” tutur Aryogi.

Meskipun keberadaan Sapi POGASI baru sekitar 1,5 tahun, tetapi Lolitsapi sudah menyebarkannya hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Hingga Septemeber 2021, Lolitsapi sudah menyebarkan 546 ekor Sapi POGASI. Salah satunya bantuan Sapi POGASI pada Kelompok Tani Ternak Lembu Jaya di Mojokerto, Jawa Timur.

Edi Hirwanto saat menerima Apresiasi Peternak Sukses dari Puslitbangnak

Edi Hirwanto, awalnya seorang petani tebu di Mojokerto yang tertarik menjadi peternak sapi dengan belajar pada beberapa peternak sukses. Edi yang pernah bekerja di BUMN, mengundurkan diri pada 2004 karena ingin terjun di dunia pertanian.

Edi mulai tertarik belajar ternak karena ingin memanfaatkan limbah pertanian. Ia pun belajar ke Lolitsapi dan mendapat informasi bahwa pada anggaran tahun 2018 ada program kerjasama dengan kelompok ternak. Akhirnya, Kelompok Lembu Jaya membuat proposal ke Lolisapi pada Februari 2018 dan disetujui pada Oktober 2018.

Kelompok Lembu Jaya mendapat bantuan Sapi POGASI sebanyak 7 betina dan 1 pejantan. Ternyata, ada 1 yang meninggal karena lepas dari kandang dan menyerang warga. Namun, Edi tetap semangat dan terus membudidayakan Sapi POGASI dengan model kandang koloni hingga berkembang menjadi 24 ekor.

Hambatan lainnya, di wilayahnya masih jarang peternak yang memelihara sapi dengan model kandang koloni/kelompok. Selain itu, Sapi POGASI terbilang baru sehingga marketnya masih mengalami kendala. “Tapi alhamdullillah, sekarang sudah ada peternak yang berminat memelihara Sapi POGASI,” tuturnya.

Untuk pakan ternak, Edi memanfaatkan limbah pertanian yang ada di sekitarnya. Anggota Kelompok Lembu Jaya juga menanam rumput odot di lahan sekitar 5 ribu meter persegi, serta tanaman Indigofera yang jumlahnya sekitar 350 pohon. Jika musim tebang tebu, Anggota Kelompok Lembu Jaya mengumpulkan limbahnya untuk difermentasi.

Edi bersama Kelompok Lembu Jaya berangan-angan agar wilayahnya menjadi pilot project untuk pengembangan dan sentral pembibitan Sapi POGASI.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author