Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pandemi virus corona atau Covid-19 telah menghantam berbagai sektor di negeri ini, tidak terkecuali sektor pertanian. Semakin terbatasnya ruang untuk melakukan kegiatan membuat sebagian kegiatan pertanian khususnya pelaku usaha tani tanaman hias memilih untuk mengurangi aktifitas mereka di luar rumah. Tak hanya itu, kondisi ini pun berimbas pada harga tanaman hias di pasaran.
Dengan keterbatasan tersebut, sejumlah petani krisan di Kabupaten Cianjur masih aktif berproduksi guna mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari walaupun harga jual produk krisan saat ini belum kembali normal. Hasyim, salah satu suplier tanaman hias di Cianjur yang telah memiliki pengalaman selama 20 tahun sebagai petani tanaman hias adalah salah satunya.
Saat ditemui di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Cianjur Rabu (27/5/20), Hasyim yang rutin menjual produk bunga potong khususnya krisan ke beberapa pasar bunga di Bandung ini mengatakan bahwa dampak dari pandemi ini telah menurunkan harga jual krisan bunga potong di lingkup petani. Biasanya per ikat krisan dijual dengan harga Rp 7.000, tapi di masa pandemi ini harganya turun menjadi sekitar Rp 5.000 per-ikat. “Akan tetapi dari harga jual tersebut, petani tanaman hias masih mendapatkan untung yang lumayan,” akunya.
Hasyim menambahkan bahwa krisan produk Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang dibudidayakannya saat ini tetap laku di pasar bunga khususnya di pasar Wastu Kancana Bandung. Varietas krisan tersebut yaitu varietas Jayanti dan Swarna Kencana.
Dua varietas tersebut memiliki keunggulan tersendiri diantaranya corak warna unik yang jarang ditemui pada krisan jenis lainnya. “Untuk dua varietas ini (Jayanti dan Swarna Kencana) berapapun jumlah produksi bunga dapat selalu diterima oleh konsumen,” tambah Hasyim.
Krisan Jayanti Agrihorti dilepas Kementerian Pertanian tahun 2015 dengan deskripsi antara lain tipe bunga standar, bentuk bunga dekoratif, dengan ciri utama warna kuntum bunga putih bersih dan berukuran besar. Jumlah kuntum bunga/tangkai satu kuntum dengan umur panen 100 – 110 hari, hasil bunga 60 – 64 tangkai/m2/musim tanam, dan lama kesegaran bunga 14-16 hari. Krisan ini resisten terhadap penyakit karat.
Sementara krisan Swarna Kencana merupakan bunga potong tipe spray berpetal ganda dengan masa segar relatif lama. Tinggi tanaman 122 cm, petal bunga berwarna kuning oranye kuat dan warna bunga tabung kontras hijau cerah. Varietas ini memiliki jumlah bunga yang banyak, pembungaan serentak, mudah diperbanyak dengan stek, tahan penyakit karat Puccinia horiana, dan beradaptasi baik pada daerah dengan ketinggian 700-1.200 m dpl.
Balai Penelitian Tanaman Hias saat pandemi ini juga terus berupaya memberikan dukungan kepada para petani tanaman hias melalui penyediaan benih sumber dari varietas unggul yang dimiliki. “Kami akan terus menyediakan benih sumber, terutama untuk varietas yang diminati oleh petani dan masyarakat. Kami juga ikut senang mendengar bahwa varietas Balitbangtan tetap diminati, sehingga kesejahteraan petani dapat ikut terjaga,” ungkap Rudy Soehendi, Kepala Balithi.
Sementara, Kepala Balitbangtan, Dr. Fadjry Djufry dalam pernyataan tertulisnya beberapa waktu lalu telah menyatakan bahwa semangat petani harus terus diapresiasi karena masih beraktivitas di tengah pandemi covid 19. “Yang terpenting harus disampaikan protokoler selama menjalankan aktivitas bertani, agar petani tetap sehat dan tetap produktif dalam bertani,” ujar Fadjry. (Puslitbang Hortikultura/ Wisnu & Irman)