Jagung JH 37 Menarik Perhatian Petani Bone

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Di tengah mewabahnya virus Corona Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian), Kementerian Pertanian menggelar panen jagung varietas JH 37 bersama kelompok tani di Kabupaten Bone. Panen dilaksanakan Sabtu, (4/4/2020) seluas 20 hektare (ha) tepatnya di Desa Ajang Pulu, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.

Panen jagung kali ini merupakan hasil kerja sama antara Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal), dengan kelompok tani Kelling 2 di Desa Ajang Pulu, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone. Dalam kerja sama ini Balitsereal memberikan bantuan benih dan pendampingan hingga panen.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry pada kesempatan terpisah menyampaikan bahwa hal tersebut sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, “Agar semua pihak menjalin kerja sama dan sinergi menjaga pangan terutama menghadapi pandemi corona dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)”.

Hasilnya, panen jagung varietas JH 37 dalam 1 hektare produktivitas rata-rata di atas 10 ton/ha, lebih tinggi dari hasil panen jagung milik swasta yang ditanam petani disekitaran pertanaman JH 37. Hasil panen tersebut sudah sesuai deskripsinya, bahkan potensi hasilnya bisa mencapai 12,5 ton/ha.

Kepala Balitsereal, Muhamamad Azrai, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan program Balitsereal dalam rangka mendukung diseminasi terhadap varietas unggul baru (VUB) Balitbangtan yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian. Selanjutnya, kegiatan diseminasi ini juga sebagai media untuk membuktikan kepada petani, bahwa varietas unggul baru (VUB) Balitbangtan mampu berproduksi tinggi.

“Jagung varietas JH 37 salah satu jagung varietas unggul baru yang dilepas oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2017, hasilnya varietas JH 37 mampu bersaing dengan jagung milik swasta. Ke depan kegiatan diseminasi ini akan terus dikembangkan sebagai upaya untuk mengenalkan varietas unggul baru lainnya kepada petani” ujar Azrai.

Salah seorang petani anggota kelompok tani Kelling 2 menyampaikan bahwa tanam jagung varietas JH 37 hanya memerlukan 2 kali pemupukan, sehingga lebih irit dalam pemberian pupuk dan mengurangi biaya produksi. Berbeda dengan tanam jagung sebelumnya, untuk memperoleh maksimal maka pemberian pupuknya harus 3 kali.

Senada dengan Kepala Balitsereal, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan), Haris Syahbuddin berharap agar kegiatan diseminasi ini terus dilakukan bahkan ditingkatkan oleh Balai-Balai lingkup Puslitbangtan. Sehingga petani akan beralih ke varietas unggul baru dan tidak menggunakan varietas yang biasa ditanam sebelumnya yang produktivitasnya rendah.

“Diseminasi adalah ajang promosi produk litbang kepada petani langsung, sehingga setiap produk yang didiseminasikan perlu menampilkan kelebihannya. Tidak hanya jagung, kegiatan diseminasi ini berlaku untuk semua varietas unggul baru yang baru dilepas oleh Balitbangtan agar segera dan sampai ke tangan ke petani”, tuturnya.

Sesuai dengan deskripsinya, jagung varietas JH 37 termasuk jagung yang berumur sedang, karena umurnya 99 hari setelah tanam sudah bisa dipanen. Keunggulan lainnya adalah tidak perlu banyak menggunaan pupuk, tahan terhadap karat daun dan hawar daun, serta toleran terhadap kekeringan.

Selanjutnya, jagung varietas JH 37 adalah jagung hibrida silang tunggal hasil persilangan antara dua galur murni yang tidak berhubungan satu sama lain. Sehingga jagung hibrida silang tunggal ini untuk produksi benihnya relatif lebih mudah dibandingkan dengan hibrida silang ganda dan silang tiga galur. (RTPH/Uje)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author