Inilah Empat Varietas Unggul Padi Tipe Khusus

Bogor, Technology-Indonesia.com – Permintaan konsumen terhadap beras khusus seperti beras aromatik, beras merah, beras ketan, dan beras hitam meningkat walaupun harganya lebih tinggi dibandingkan dengan jenis beras lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, pada 2019 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melepas beberapa varietas padi khusus, diantaranya Jeliteng, Pemera, Paketih, dan Pamelen.

Heni Safitri, pemulia dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Balitbangtan mengungkapkan, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pangan di masyarakat, mengakibatkan timbulnya penyakit degeneratif. Padi dengan sifat-sifat khusus merupakan bahan pangan utama yang berasnya mengandung satu atau lebih komponen pembentuk yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu dan bermanfaat bagi kesehatan, sehingga padi dapat disebut sebagai padi fungsional.

Berikut ini, beberapa varietas padi khusus yang dirilis oleh Balitbangtan:

1. Jeliteng

Saat ini, permintaan terhadap varietas beras hitam bermutu baik cukup meningkat di masyarakat karena kandungan nutrisi yang terkandung dalam berasnya. Pigmen dalam beras hitam dapat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung anti-oksidan atau anti inflamasi.

Jeliteng merupakan varietas unggul beras hitam pertama yang dirilis Balitbangtan pada 2019. Jeliteng berasal dari nomor seleksi B13486D-4-1-PN-2-MR-3-3-3, merupakan hasil persilangan Ketan Hitam/Pandan Wangi Cianjur. Varietas ini mempunyai rata-rata hasil GKG (gabah kering giling) 6,18 ton/ha dan potensi hasil 9,87 ton/ha, lebih baik dibandingkan dengan Inpari 24.

Jeliteng mempunyai tinggi tanaman +106 cm dan jumlah anakan produktif +19 batang, dengan umur panen sekitar 113 hari setelah sebar (HSS). Varietas beras hitam ini mempunyai tekstur nasi yang pulen dengan kandungan amilosa 19,6%. Kandungan fenolik Jeliteng sangat tinggi, hampir dua kali lipat jika dibandingkan Inpari 24. Varietas ini agak tahan WBC (wereng batang coklat) biotipe 1, tahan HDB (hawar daun bakteri) kelompok IV dan tahan blas ras 033 dan 073.

2. Pamera

Selain beras hitam, permintaan terhadap varietas beras merah bermutu baik cukup meningkat di masyarakat. Untuk itu, Balitbangtan berhasil melepas beras merah aromatik bernama Pamera (padi beras merah aromatik). Pamera, dengan nomor seleksi B13840E-MR-39-2-3-1 merupakan hasil persilangan Pusa Basmati 4/HB118 (PN III)// Pusa Basmati 4/ Pandan Wangi Cianjur///Bahbutong.

Pamera mempunyai rata-rata hasil GKG 6,43 ton/ha dan potensi hasil 11,33 ton/ha, setara dengan Inpari 24 (varietas beras merah). Varietas ini mempunyai tinggi tanaman + 106 cm dan anakan produktif + 17 batang.

Anakan produktif varietas ini lebih sedikit dibandingkan dengan Inpari 24, tetapi varietas ini memiliki malai yang lebih padat. Umur panen varietas ini + 113 hss, setara dengan Inpari 24. Varietas ini mempunyai tekstur nasi sedang dengan amilosa 21,1%. Total fenolik varietas ini lebih tinggi dibandingkan dengan Inpari 24, yaitu mencapai 5384,1 ± 345,8mg GAE/100 g BPK.

Ketahanan hama dan penyakit varietas ini lebih baik dibandingkan dengan Inpari 24. Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1,2 dan 3, tahan HDB kelompok III dan VIII, dan tahan blas ras 033 dan 173.

3. Pamelen

Selain Pamera, varietas beras merah yang dirilis Balitbangtan adalah Pamelen (padi beras merah pulen). Varietas unggul baru beras merah pulen yang dihasilkan diberi nama Pamelen.

Pamelen berasal dari nomor seleksi B12344-3D-PN-37-6, merupakan hasil persilangan IR64*2/O. rofipogon. Varietas ini mempunyai rata-rata hasil GKG 6,73 ton/ha dan potensi hasil 11,91 ton/ha, lebih baik dibanding Inpari 24. Penampilan varietas ini lebih pendek jika dibandingkan Inpari 24.

Varietas ini mempunyai tinggi tanaman + 97 cm dan anakan produktif + 20 batang, dengan umur panen + 112 hss. Varietas ini mempunyai tekstur nasi pulen dengan amilosa 18,6%. Total fenolik varietas ini lebih tinggi dibandingkan dengan Inpari 24, yaitu mencapai 6929,8 ± 482,3mg GAE/100 g BPK. Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1, agak tahan HDB kelompok III, IV dan VIII, tahan blas ras 033, dan tahan tungro.

4. Paketih

Pilihan petani dan konsumen terhadap varietas beras ketan, khususnya ketan putih, saat ini masih sangat terbatas. Varietas yang berkembang di pasaran antara lain Lusi, Ciasem dan ketan Grendel. Pada 2019, Balitbangtan berhasil melepas satu lagi varietas ketan putih bernama Paketih (padi beras ketan putih).

Paketih berasal dari nomor seleksi B13486D-4-1-PN-2-MR-3-1-11, merupakan hasil persilangan Ketan Hitam/Pandan Wangi Cianjur. Varietas ini mempunyai rata-rata hasil 6,32 ton/ha dan potensi hasil 9,46 ton/ha, lebih tinggi dibandingkan dengan Ciasem. Varietas ini mempunyai karakter malai yang lebih baik dibandingkan dengan Ciasem.

Tinggi tanaman varietas ini +107 cm dengan anakan produktif +20 batang, dengan umur panen berkisar 118 hss. Kandungan amilosa varietas ketan putih ini lebih rendah dibandingkan dengan Ciasem (4,8%), yaitu 4,4%, sehingga kualitas ketannya lebih baik. Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1, tahan HDB kelompok III, IV dan VIII, dan tahan blas ras 073 dan 173.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author