Bogor, Technology-Indonesia.com – Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) bersama para peserta kegiatan Regional Training Course on Improving The Resilience to Drought and Heat Stress berkunjung ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) di Cimanggu, Bogor pada Kamis (25/4/2019). Kunjungan ini bertujuan meningkatkan dan memperluas cakupan keilmuan mengenai bioteknologi dan sumber daya genetik pertanian.
Batan sebagai kolabolator dalam organisasi atom dunia atau International Atomic Energy Agency (IAEA) rutin mengadakan training internasional dalam setahun dua sampai tiga kali. Peserta training berasal dari wilayah Pasifik, Asia dan Afrika yaitu negara Vanuatu, Fiji, Palau, Etiopia, Papua Nugini dan Indonesia.
Dalam training ini, Batan mengagendakan kunjungan lapang kepada para mitra Batan seperti BB Biogen dan Biotrop. Training bertujuan untuk berbagi informasi antar negara peserta training dengan Batan dan para Institusi mitra Batan. Tujuan lainnya untuk mengetahui informasi produk bioteknologi terkini, serta menjajaki peluang dibentuknya kerjasama penelitian terkait dengan aplikasi pemuliaan mutasi.
“Saya sangat antusias dengan kedatangan pihak dari Batan serta bapak/ibu peserta training yang berkunjung ke BB Biogen untuk mendapatkan informasi terkini mengenai apa-apa saja yang sudah dihasilkan Biogen serta teknologi terkini yang dimiliki Biogen,” ujar Kepala BB Biogen Mastur saat menyambut kedatangan Batan dan para peserta training di BB Biogen, Bogor.
Mastur mengakui bahwa mutasi merupakan teknik yang sangat powerful, selain mudah dan praktis varietas yang dihasilkan bisa lebih cepat. “Dibantu dengan teknologi marka molekuler, upaya menghasilkan varietas bisa lebih dari cepat dan akurat,” tambahnya.
Suranto salah satu peneliti dari Batan menuturkan, BB Biogen sebagai lembaga penelitian bioteknologi yang mengembangkan teknologi in vitro dan marka molekuler diharapkan dapat bekerjasama dengan Batan untuk membantu pemuliaan tanaman melalui mutasi, sehingga kedepannya dapat dihasilkan varietas-varietas yang lebih unggul dan presisi. Pihaknya berharap varietas-varietas tersebut dapat digunakan oleh masyarakat secara luas.
“Melalui training ini peserta dapat mempelajari mengenai konsep dan aplikasi pemuliaan mutasi yang didukung teknologi kultur jaringan. Selain itu peserta diharapkan dapat membangun kolaborasi penelitian diantara mereka dan institusi-institusi penelitian di Indonesia,” tutur Suranto.
Peserta training antusias dengan kunjungan ke BB Biogen. Mereka bertanya berbagai hal tentang pemuliaan non konvensional, termasuk mengenai peraturan dan perundang-undangan produk rekayasa genetik (PRG) di Indonesia, baik transformasi maupun perkembangan genom editing, dan produk PRG. Mereka juga sangat tertarik dengan hasil penelitian kultur in vitro di BB Biogen.
Salah satu Pakar dari IAEA, P. Suprasanna sebagai perwakilan peserta training berharap kunjungan ini para peserta dapat bertukar informasi, terutama mengenai pemuliaan mutasi dan teknik bioteknologi lainnya. M. Zulfikar/Mastur