Indonesia Laporkan Capaian Pertanian di 14th ATWGARD

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Indonesia selaku Lead Country ASEAN Technical Working Group on Research and Development (ATWGARD) di kelompok negara-negara ASEAN menyampaikan laporan atas capaian kebangkitan pertanian di Indonesia di 4 tahun terakhir di Vientiane, Lao, People’s Democratic Republic, pada Kamis (30/5/2018). Ketua Delegasi RI, Dr. Harmanto menyampaikan capaian ekspor atas beberapa komoditas, diantaranya kopi, nenas, dan manggis.

Sebelum laporan, Hermanto menyampaikan remark untuk penyerahan kepada Mr. Khamphone Mounlamai, Deputy Director General, National Agriculture and Forestry Research Institute (NAFRI), dan Ms. Aniadila Kamaruddin, dari Malaysian Agricultural Research and Development Institute (MARDI) sebagai Chairman dan Vice Chairman.

Pertemuan di Laos dilaksanakan pada 30-31 Mei 2019. Sebelumnya, dilaksanakan The 5th Climate Resilience Network Workshop yang dihadiri peneliti Badan Litbang Pertanian, Kementan, Dr. Setiari Marwanto. Pertemuan ini dilaksanakan untuk memperkuat komitmen ASEAN-CRN dalam mendukung program strategis ASEAN bidang pertanian dan kehutanan untuk penanganan dampak perubahan iklim. Peserta pertemuan ASEAN-CRN ini adalah focal points dari ATWGARD, negara ASEAN kelompok kerja bidang tanaman, negara ASEAN kelompok kerja bidang perubahan iklim, dan partner kerjasama (ICRAF, CUSO-VSO, CCAFS, GIZ, FAO, UNESCAP, dan Grow Asia).

Agenda pertemuan CRN yang dilaksanakan pada 28-29 Mei 2019 yaitu: penyampaian laporan capaian hasil ASEAN-CRN selama ini, penyampaian hasil identifikasi rencana strategis ASEAN yang dapat dimasukkan dalam platform kontribusi ASEAN-CRN, termasuk partner yang relevan, dan membentuk platform donor, dimana partner dan negara pengimplementasi dapat bertemu dan bekerjasama.

Pada forum ATWGARD, Harmanto menjelaskan keseriusan Indonesia untuk fokus meningkatkan produktivitas pertanian dalam swasembada pangan terus dilanjutkan melalui modernisasi pertanian penggunaan alat mesin pertanian, perbaikan sarana irigasi tersier dan pembangunan embung/longstorage serta dengan memanfaatkan lahan rawa melalui program SERASI dan upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui program BEKERJA dan OPAL.

Komitmen Indonesia pada penelitian the Rice Genetic Solution for Climate Resilience and Value Addition bekerjasama dengan IRRI dipertegas kembali dalam pertemuan ini. Selain juga disampaikan dalam country report yang dipresentasikan Harmanto mengenai pencapaian ekspor beberapa komoditas, peningkatan dalam pencapaian Intellectual Property untuk produk pertanian dan inovasinya, transfer teknologi oleh sektor swasta, dan akses benefit sharing. Indonesia juga mengundang negara ASEAN untuk menghadiri the 9th Global Research Alliance Council Meeting yang akan dilaksanakan pada 6 – 8 Oktober 2019 di Bali, Indonesia.

Pertemuan ini merupakan pertemuan tahunan dimana sebelumnya Indonesia menjadi host country pada pelaksanaan The 13th ATWGARD di Bali. Pertemuan hari ini dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian dan Kehutanan Lao, PDR dan merupakan pertemuan ke 14 guna meng-update komitmen negara-negara ASEAN pada pelaksanaan R&D di bidang Pertanian di negaranya masing-masing.

Dalam kesempatan ini juga disampaikan perkembangan program Post Harvest and Losses oleh Dr. Siti Mariana Widayanti (Peneliti Balai Besar Paspapanen) dan perkembangan ASEAN ARDIS oleh Arif Surahman, Ph.D (Sekretariat Badan Litbang Pertanian).

Indonesia sebagai lead country dalam project ASEAN PHL-R menyampaikan beberapa rekomendasi atas hasil yang dicapai diantaranya perlunya dukungan pemerintah dalam mensosialisasikan dan menjamin pelaksanaan GAP dan GHP dalam manajemen rantai pasok; meningkatkan standarisasi estimasi PHL untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat terkait perhitungan losses dalam upaya menjaga kualitas serta kuantitas produk; Dikuasainya teknologi PHL oleh para pelaku usaha tani yang terlibat dalam rantai pasok produksi.

Arif Surachman, Ph.D saat melaporkan perkembangan website ASEAN ARDIS menyampaikan bahwa Indonesia menawarkan untuk menjadi salah satu host pelaksanaan 1st ASEAN ARDIS Workshop, khususnya untuk operator dari masing-masing negara. Kegiatan ini diperlukan untuk persiapan mengisi konten website yang platformnya telah disiapkan Indonesia.

Dalam kesempatan lain, Sekretaris Badan Litbang Pertanian, Dr. Muhammad Prama Yufdy kembali mendorong agar diplomasi Badan Litbang Pertanian khususnya di ASEAN tetap berkibar. Prama juga menyampaikan bahwa pada 6-8 Oktober 2019 akan ada event bergengsi council meeting ke 9 di Bali. Prama menyampaikan agar kegiatan ini ditawarkan kepada negara-negara anggota ASEAN yang belum bergabung pada Global Research Alliance (GRA).

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author